Enggak ada hubungannya sama keperawanan seseorang
Seperti yang kita ketahui bersama, mitos tentang hubungan selaput dara dengan keperawanan memang masih sering terdengar.
Kebanyakan orang berasumsi kalau robeknya selaput dara dapat menentukan perawan atau tidaknya seseorang. Padahal selaput dara sendiri hanyalah membran.
Selaput dara bisa sobek dengan sendirinya, tapi tidak sedikit yang mengalami selaput dara robek saat melakukan hubungan seks.
Selaput dara bisa robek dengan sendirinya karena beberapa sebab, antara lain perubahan hormon, serta aktivitas fisik dan olahraga yang terlalu berlebihan.
Kemungkinan kita udah enggak punya selaput dara
Hubungan selaput dara dengan keperawanan seseorang udah enggak relevan lagi.
Kita bisa aja udah enggak memiliki selaput dara saat usia kita menginjak belasan tahun.Hal ini bisa terjadi karena bentuk selaput dara yang mungkin terlalu tipis.
Dr. Soren menjelaskan, kalau masa pubertas dan hormon dapat mengubah bentuk selaput dara menjadi semakin tipis.
Beberapa dari kita ada yang bisa merasakan robeknya selaput dara, tapi ada juga yang enggak. Tapi, itu semua tak perlu terlalu dipikirkan.
Keperawanan hanya sebuah konstruksi sosial
Kita akan jadi merasa takut dengan keadaan selaput dara kita karena stigma masyarakat yang menganggap robeknya selaput dara sebagai tanda hilangnya keperawanan seseorang.
Dr. Soren mengatakan bahwa 'keperawanan' itu cuma sebuah paham kuno yang udah enggak relevan lagi dipakai di zaman sekarang. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi untuk takut dengan keadaan selaput dara kita lagi.
Meski begitu, kalau merasakan gejala-gejala aneh yang terjadi di organ intim kita, segeralah untuk memeriksakannya pada dokter ahli. (*)