GridPop.ID - Seorang siswi SMP bernama Audrey di Pontianak harus mengalami kehilangan selaput dara, setelah mengalami pengeroyokan oleh 12 orang siswa SMA.
#JusticeForAudrey telah menjadi viral di media sosial. Semua orang bahkan melakukan campaign di change.org untuk membantu Audrey.
Kini, Audrey harus menerima keadaan bahwa dirinya kehilangan selaput dara yang ada di kemaluannya karena ditusuk oleh salah seorang pelaku pengeroyokan tersebut.
Pelaku sengaja melakukan hal tersebut memang sengaja, agar Audrey kehilangan keperawanannya.
Lalu, apakah selaput dara adalah tanda bahwa perempuan tersebut masih perawan? simak faktanya berikut ini!
Hymen atau yang lebih dikenal dengan selaput dara adalah jaringan berserabut yang letaknya di bukaan vagina.
Hingga saat ini, masih banyak mitos seputar selaput dara beredar di masyarakat yang kebenarannya masih diragukan, atau bahkan keliru.
Salah satu mitos yang sering kita dengar adalah selaput darah ada kaitannya dengan keperawanan seseorang.
Seorang perempuan yang selaput daranya sudah sobek bisa dinyatakan sudah tidak perawan lagi. Hal ini sangat keliru.
Selaput dara tidak memiliki fungsi
Dilansir dari seventeen.com. Karen Soren, MD, seorang dokter ahli anak dan direktur kesehatan remaja Columbia University Medical Center menyatakan kalau selaput dara pada dasarnya enggak memiliki fungsi tertentu jika dilihat dari kaca mata medis.
Selaput dara bisa menutupi seluruh bagian vagina!
Meskipun jarang terjadi, kemungkinan selaput dara bisa menutupi seluruh bagian vagina kita!
Kondisi tersebut dinamakan 'imperforate hymen'. Hal ini bisa menyebabkan nyeri pada abdomen setiap bulannya dan darah dapat menumpuk di uterus.
Baca Juga : Komentari Soal Kasus #JusticeForAudrey yang Ramai di Sosial Media, Deddy Corbuzier: 12 Lawan 1 Mah Sampah!
Enggak ada hubungannya sama keperawanan seseorang
Seperti yang kita ketahui bersama, mitos tentang hubungan selaput dara dengan keperawanan memang masih sering terdengar.
Kebanyakan orang berasumsi kalau robeknya selaput dara dapat menentukan perawan atau tidaknya seseorang. Padahal selaput dara sendiri hanyalah membran.
Selaput dara bisa sobek dengan sendirinya, tapi tidak sedikit yang mengalami selaput dara robek saat melakukan hubungan seks.
Selaput dara bisa robek dengan sendirinya karena beberapa sebab, antara lain perubahan hormon, serta aktivitas fisik dan olahraga yang terlalu berlebihan.
Kemungkinan kita udah enggak punya selaput dara
Hubungan selaput dara dengan keperawanan seseorang udah enggak relevan lagi.
Kita bisa aja udah enggak memiliki selaput dara saat usia kita menginjak belasan tahun.Hal ini bisa terjadi karena bentuk selaput dara yang mungkin terlalu tipis.
Dr. Soren menjelaskan, kalau masa pubertas dan hormon dapat mengubah bentuk selaput dara menjadi semakin tipis.
Beberapa dari kita ada yang bisa merasakan robeknya selaput dara, tapi ada juga yang enggak. Tapi, itu semua tak perlu terlalu dipikirkan.
Keperawanan hanya sebuah konstruksi sosial
Kita akan jadi merasa takut dengan keadaan selaput dara kita karena stigma masyarakat yang menganggap robeknya selaput dara sebagai tanda hilangnya keperawanan seseorang.
Dr. Soren mengatakan bahwa 'keperawanan' itu cuma sebuah paham kuno yang udah enggak relevan lagi dipakai di zaman sekarang. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi untuk takut dengan keadaan selaput dara kita lagi.
Meski begitu, kalau merasakan gejala-gejala aneh yang terjadi di organ intim kita, segeralah untuk memeriksakannya pada dokter ahli. (*)