GridPop.id - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ( MBS) terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi berdasarkan penyelidikan independen dari pakar HAM PBB.
Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Ringkasan, dan Arbitrasi Agnes Callamard menyebut, MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.
"Tidak diragukan terdapat bukti kredibel yang menegharuskan dilakukannya penyelidikan terhadap pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota," ujar Callamard dikutip AFP Rabu (19/6/2019).
Laporan itu tidak menekankan adanya kesimpulan telah terjadi pelanggaran.
Satu-satunya kesimpulan adalah adanya bukti yang membutuhkan investigasi lebih lanjut.
Dia menuturkan salah satu bukti yang diperolehnya memperlihatkan Khashoggi menyadari penuh kekuasaan yang dipeang oleh MBS, dan begitu takut terhadapnya.
Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays yang melaporkan langsung dari markas PBB di New Yor mengatakan, penemuan Callamard jelas "memberatkan".
"Dalam laporan ini, terlihat jelas siapa yang harus disalahkan. Callamard menjelaskan bahwa Saudi melakukan pembunuhan berencana terhadap Khashoggi," ujar Bays.
Baca Juga: Tak Setuju Bangun Tol di Yogyakarta, Sri Sultan: Kalau Masyarakat Tak Dapat Apa-apa, Untuk Apa?
Khashoggi, seorang jurnalis Washington Post sekaligus pengkritik MBS, dibunuh ketika datang ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Hashim Ahelbarra yang melaporkan langsung dari luar konsulat Saudi menuturkan laporan itu bisa menjadi "keuntungan" Turki untuk menekan Presiden AS Donald Trump.
Riyadh awalnya tidak mengetahui mengenai pembunuhan yang menimpa jurnalis 50 tahun itu kemudian menyalahkan adanya operasi liar di mana jenazah Khashoggi dikabarkan dimutilasi.
Sejauh ini, jaksa penuntut Saudi menepis keterlibatan MBS dengan menangkap puluhan orang, dan menuntut hukuman mati bagi lima orang yang dianggap pelakunya.
Dalam laporan itu, Callamard mengatakan bahwa penyelidikan gabungan yang dilakukan Saudi serta Turki gagal memenuhi standar internasional untuk menyingkap kematian tak wajar.
Dia mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menggelar investigasi kriminal internasional untuk membuka kemungkinan pengadilan ad hoc hibrida.
Selain itu, dia juga menyerukan Badan Penyelidik Federal AS (FBI) juga melaksanakan penyelidikan karena Khashoggi tercatat bertempat tinggal di AS.
Dia menyebut 15 nama yang dianggap sebagai tim pembunuh Khashoggi tidak ada dalam daftar 11 pelaku yang saat ini tengah menjalani persidangan di Saudi.
Callamard juga menuturkan Saudi menggunakan imunitas diplomatik untuk menghindari penyelidikan otoritas Turki dengan membersihkan tempat kejadian perkara.
"Dalam pandangan saya terkait dengan keadilan persidangan di Arab Saudi, maka dengan ini saya meminta agar persidangan 11 pelaku itu bisa ditangguhkan," tegasnya.