Operasi pada 21 Oktober 1987 itu jadi tonggak sejarah bidang kedokteran di Indonesia, khususnya bedah saraf.
Bagi Padmosantjojo, operasi Yuliana-Yuliani menjadi karya adiluhung (masterpiece) dalam kariernya sebagai dokter.
"Aku tak ingin karyaku rusak, mati karena mencret misalnya. Maka harus aku openi (rawat)," ujarnya kepada Kompas.com.
Baca Juga: Dulu Duetnya Fenomenal, Begini Nasib Penyanyi Religi Ini Sekarang, Kondisinya Bikin Tercengang!
Tak hanya membiayai seluruh operasinya, Padmosanjojo juga menyewakan rumah untuk kedua orangtua Yuliana-Yuliani di Jakarta selama operasi dan pengobatan berlangsung.
Butuh waktu hingga lima tahun sampai pertumbuhan otak Yuliana-Yuliani tumbuh sempurna.