GridPop.id.- Ini sebuah kisah yang sangat mengharukan.
Sebuah rumah sakit di Worcester, Massachusetts, anak kembar Paul Jackson lahir 12 minggu lebih cepat dari perkiraan dalam kondisi prematur dengan berat sekitar 0,907 kg.
Sesungguhnya saat lahir, berat kedua bayi dalam kondisi stabil.
Namun tim dokter memperingatkan pada Paul bahwa segala sesuatunya bisa terjadi kapan saja.
Benar, tiga minggu kemudian, bayi Brielle kesulitan bernapas.
Detak jantungnya meningkat, kadar oksigennya terus turun, dan tubuhnya membiru.
Melihat hal ini, Gayle Kasparian, seorang perawat NICU yang sedang bertugas memiliki gagasan brilian.
Ia menempatkan kembar yang lebih kuat, Kyrie, di samping adiknya dalam inkubator bersama.
Sebenarnya tidak biasa bagi bayi di unit perawatan intensif neo-natal untuk berbagi inkubator dan ditangani bersama karena setiap bayi harus diletakkan di dalam satu inkubator.
Beberapa saat setelah ditempatkan di samping adiknya, Kyrie mengulurkan tangan dan melingkarkan lengannya di seputar Brielle.
Saat itulah kondisi Brielle perlahan membaik. Organ-organ tubuhnya bekerja menuju stabil secara ajaib.
Dilansir dari Nakita, Gayle lalu membuat foto pelukan cinta saudara kembar ini.
Gambar itu dijuluki “Selamat Karena Pelukan”, dan muncul di majalah Life dan Reader's Digest.
Meski kisah ini terjadi tahun 1995, sampai sekarang masih layak dikenang.
Ide brilian Gayle berangkat dari pengalamannya bertahun-tahun sebagai perawat di bangsal bayi bahwa pelukan adalah obat yang mujarab.
Bayi Brielle bisa bertahan karena si perawat bijak segera menyodorkan kembarannya agar terjadi kontak kulit ke kulit (skin to skin contact).
Dalam dunia kedokteran, metode kontak kulit ke kulit sudah menjadi standar bagi perawatan bayi prematur.
Lazim disebut “kangaroo care” atau pelukan kangguru, bayi lahir kurang bulan dan bayi prematur dibantu beradaptasi dengan suhu di luar rahim ibunya.
"Pengaturan suhu tubuh (thermal) merupakan masalah yang sangat umum pada bayi, terutama bayi prematur," kata Malika D Shah, MD, Asisten Profesor Pediatri dan Neonatologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine. Ketika bayi masih berada di dalam kandungan, suhu tubuhnya mengikuti suhu tubuh ibu.
Setelah lahir, agar ia mudah beradaptasi dengan lingkungan, pelukan kangguru ibu (di mana suhu kulit ibu sama seperti rahim) tetap membuatnya nyaman dan aman layaknya di dalam rahim.
Baca Juga: Menyayat Hati, Seorang Bayi Meninggal Akibat Terjebak dalam Selimut, Setelah Diperiksa Terungkap yang Jadi PenyebabnyaSusan M Ludington, RN, PhD, Direktur Eksekutif United States Institute for Kangaroo Care, mengatakan, bayi prematur yang menerima pelukan kangguru denyut jantungnya lebih cepat stabil dan oksigenasi berjalan lebih lancar.
Kualitas tidurnya pun lebih baik dibandingkan dengan bayi prematur yang hanya diletakkan di inkubator tanpa sentuhan/pelukan sama sekali.
Kontak kulit ke kulit secara simultan juga mampu meningkatkan berat badan bayi yang baru lahir.
"Ketika bayi merasa hangat, mereka tidak perlu menggunakan energi mereka untuk mengatur suhu tubuhnya. Sebagai gantinya, mereka dapat menggunakan energi itu untuk tumbuh," kata Ludington.
Ditambah lagi, bayi yang sering dipeluk kangguru napsu minum susunya lebih tinggi.
Itulah mengapa berat badan mereka cepat naik.
"Bayi yang baru lahir secara naluriah menggunakan indera penciumannya untuk mencari puting payudara ibu dan mulai menyusui. Nah, pelukan kangguru membantu meningkatkan indera penciuman mereka," jelas Katie Dunning, RN, Koordinator Klinik Persalinan dan Melahirkan di Mount Sinai Hospital.
Baca Juga: Menyayat Hati, Balita Ini Ditemukan Sedang Menyusu Tanpa Tahu Ibu Kandungnya Telah Meninggal!
Kata Dunning, pelukan kangguru 10 menit dapat mengurangi tingkat hormon kortisol (penyebab stres) dan hormon oksitosin (yang merangsang sistem saraf parasimpatis untuk membuat bayi merasa tenang dan aman) pada bayi.
Ketika bayi prematur mendapatkan pelukan kangguru, mereka bereaksi lebih sedikit pada rasa sakit. (*)