Find Us On Social Media :

Berkorban Tinggalkan Keluarga di Yogyakarta untuk Mengabdi di Pedalaman Papua, Seorang Dokter Gugur saat Kerusuhan Terjadi di Wamena

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Kamis, 26 September 2019 | 16:20 WIB

Kerusuhan di Wamena berakhir ricuh

"Ini betul-betul menjadi duka untuk dunia kedokteran, lepas dari semua persoalan yang ada, dalam pelayanan kesehatan kita tidak bicara politik, itu norma di dunia kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat kita tanpa memandang Anda dari golongan mana, yang utama itu keselamatan pasien," ujarnya.

Baca Juga: Bongkar Rahasia Masa Lalu, Nita Thalia Blak-blakan Ungkap Kelakuan Asli Raffi Ahmad yang Pernah Menawarinya Jadi Istri Kedua

Menurut Silwanus, jenazah dr Soeko ketika tiba di Jayapura akan dibawa dulu ke RS Bhayangkara untuk identifikasi.

"Setelah itu akan ada penghormatan dari semua insan kesehatan yang ada di Papua. Kita akan letakkan jenazah di Dinas Kesehatan dan ketika semua urusan teknis selesai, rencananya kita akan kirim jenazah ke keluarganya di Yogya," katanya.

Kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan

Informasi mengenai tewasnya dr Soeko juga mendapat perhatian khusus dari kantor perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua.

Profesi dr Soeko sebagai seorang pekerja kemanusiaan seharusnya bisa mendapat perlindungan lebih dari semua pihak.

Baca Juga: Merasa Ada Tak Beres dengan Diri Sendiri, Maia Estianty Sampai Harus Temui Psikiater Setelah Diceraikan oleh Ahmad Dhani Lewat SMS, Ada Apa?

Karena itu, Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Fritz Ramandey menganggap tewasnya dr Soeko saat kerusuhan Wamena sebagai sebuah kejahatan yang tidak biasa.

"Jadi kalau ada kejahatan ditujukan kepada para guru, tenaga medis, ini kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan karena ini dikategorikan kejahatan terhadap pekerja kemanusiaan," tuturnya.

Dari sedikitnya jumlah pekerja kemanusiaan yang dengan suka rela meminta bertugas di wilayah pedalaman, tewasnya dr Soeko menjadi duka bagi seluruh masyarakat Papua.