GridPop.ID - Bencana longsor terjadi di Kampung Cirawa, RT 01/11, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Selasa (8/10/2019) yang diperkirakan terjadi pukul 18.00 WIB.
Bencana tersebut memakan dua korban yang merupakan pasangan pengantin baru meninggal dunia.
Sebelum terjadi tanah longsor, seorang warga melihat beberapa kejadian aneh dan mistis.
Baca Juga: Pelaku Sudah Siapkan Senjata Tajam untuk Tusuk Wiranto, Diduga Kuat Ini Pemicunya
Dikutip dari Tribun Jabar, detik-detik terjadinya longsor Cianjur berdasarkan kesaksikan warga di lokasi kejadian terdengar menakutkan.
Bagaimana tidak, ada sejumlah tanda yang dilihat warga secara kasat mata saat longsor Cianjur menerjang di Kampung Cirawa, Kanoman, Cibeber, Cianjur.
Sore itu, Selasa (8/10/2019), di lokasi tersebut memang diterpa hujan yang deras.
Tak hanya rintikan hujan, disertai pula angin yang sangat kencang.
Akibatnya, listrik pun padam sehingga suasana di luar rumah tampak gelap tanpa cahaya.
Walaupun dalam keadaan gelap, Setiawan warga setempat tetap ke luar rumah untuk memberi makan hewan ternaknya.
Ia berjalan ke belakang rumah memberi makan domba peliharaannya.
Setelah selesai, ia melihat ada yang aneh dari suasana di luar rumah saat itu.
Kepada wartawan Tribunjabar.id di Cianjur, pria berusia 39 tahun itu bercerita melihat ada cahaya hijau.
Menurutnya cahaya hijau itu bergerak bersama tanah di dalam kegelapan.
Ia mengaku, bisa melihat jelas caha hijau karena suasananya memang gelap.
"Saya sedang berada di luar rumah dan bisa melihat cahaya itu karena sekeliling gelap gulita," ujar Setiawan.
Melihat hal itu, ia pun memanggil istri juga anaknya yang berada di dalam rumah.
Setiawan sampai berteriak agar istrinya selamat dari longsor Cianjur.
Selain cahaya hijau, warga sekitar pun melihat ular saat longsor Cianjur terjadi.
Disebutkan, ular itu tampak belang ketika warga melihatnya ada di lokasi kejadian.
Tak hanya itu, hal lain yang dilihat warga adalah kondisi tanah yang tiba-tiba meninggi.
Penampakan tersebut dilihat di rumah korban longsor Cianjur.
Seperti yang diketahui, pengantin baru menjadi korban dalam bencana tersebut.
Setiawan mengaku, sempat berteriak juga menyuruh pengantin itu keluar rumah.
Namun, tak ada jawaban, ketika dicek tanah longsor Cianjur sudah mengubur rumah pasangan pengantin baru itu.
Pengantin yang baru saja menikah 2 bulan lalu itu adalah Hendri dan Siti.
Siti dan Hendri ditemukan berpelukan setelah menjadi korban longsor di Kampung Cirawa, RT 01/11, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Selasa (8/10/2019).
Baca Juga: Terungkap Identitas Dua Pelaku Penusukan Menteri Polhukam Wiranto, Salah Satunya Perempuan!
Penemuan jasad sepasang suami istri ini dibenarkan oleh camat setempat, Ali Akbar.
Ali mengatakan jika Siti dan Hendri ditemukan sedang berpelukan setengah berjongkok.
Posisi tersebut diduga dilakukan keduanya lantaran ingin berlindung dari tumpukan tanah.
Keduanya berhasil dievakuasi setelah tim gabungan tiga jam melakukan penggalian tanah.
"Hari ini kami datang ke lokasi bersama dengan Kepala Dinas Sosial untuk melakukan tahapan pemberian bantuan," kata Ali, Rabu (9/10/2019).
Sebelum meninggal, Siti sempat menitipkan pesan kepada ayahnya sehari sebelumnya, dan tak disangka pesan tersebut merupakan percakapan terakhirnya dengan sang ayah.
Dikutip via Surya Malang, kala itu ayah Siti memintanya untuk berteduh sejenak di rumahnya lantaran tengah hujan.
Namun, pesan tersebut tak diindahkan oleh Siti.
Ia memilih untuk tetap pulang ke rumah karena kondisi baju yang sudah basah kuyup.
"Saya bilang mampir dulu berteduh ke rumah, ia bilang tanggung baju sudah basah," kata Misbah (41), ayah Siti.
Misbah menduga anaknya tersebut baru sampai ke rumahnya di Kampung Cirawa yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahnya saat longsor menerjang dan menimbun anaknya.
Misbah menceritakan, sehari sebelumnya, Siti sempat berujar ingin mandiri berusaha dan memiliki peternakan sendiri.
"Kami sempat kumpul makan bersama, ia lalu berujar ingin punya modal untuk membuat usaha peternakan ayam dan tak bekerja pada orang lain," kata Misbah sambil terisak.
Misbah mengatakan, anaknya memilih menempati rumah di Kampung Cirawa karena sudah kosong lumayan lama.
Anak ke satu dari empat bersaudara tersebut akhirnya memilih tinggal terpisah dengan dirinya.
Jenazah Siti dan Hendir pun lantas dimakamkan secara berdampingan. (*)