"Saya sudah cari sampai ke Terminal Kampung Rambutan dan tanya orang di sana katanya ada yang lihat istri saya sama lelaki itu. Saya juga sudah masukan laporan orang hilang ke Polsek Cipayung, Polsek Ciracas dan Polres Jakarta Timur, tapi belum ada hasil," papar Namin.
Namin dan Hilda tak pernah menyangka jika Erna pergi meninggalkan mereka berdua tanpa pesan dan pamit.
Seminggu sebelumnya, Namin sempat membelikan ponsel untuk Hilda, namun ponsel tersebut justru dimonopoli oleh Erna.
"Ya pokoknya asal aku mau pinjam HP, Mama bilangnya enggak boleh pinjam-pinjam. Selalu begitu ngomongnya," ungkap bocah kelas XI Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini.
Kejanggalan lain yang ditemukan Namin pasca istrinya menghilang adalah, kain putih berisikan tanah kuburan di tumpukan bajunya.
Ia pun melihat baju-baju istrinya masih lengkap, Erna hanya membawa ponsel dan uang senilai Rp 1 juta pemberian Namin.
Sebab sehari sebelum ia pergi, Namin gajian dan sebagian penghasilannya rutin diberikan kepada sang istri. (*)