"Dan ini merupakan jawaban dari kartu yang pertama, kalau kartu pertama menandakan masih ada sakit hati, di kartu kedua, Ahok sudah mendengarkan itu," kata Denny.
Berdasarkan ramalan Denny Darko, Ahok bahkan akan memberikan dampak besar di beberapa instansi.
"Dia kan membentuk satu tim untuk mengkomunikasikan dirinya dengan lebih baik lagi. Sebagai orang yang menjadi simbol perubahan, Ahok tidak hanya mengemban tugas itu saja, tapi dia bisa menularkan gerakannya ini ke instansi yang lain," lanjut Denny.
Denny juga melihat perubahan besar bagi Indonesia, setelah Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
"Kartu yang terakhir adalah kartu The Chariot, menunjukkan bahwa semuanya sudah all set, dan ready to go," paparnya.
"Apa yang akan terjadi di Pertamina ini akan menular ke instansi yang lain, jadi akan jadi pembenahan, dan ini menjadi pertanda bahwa Indonesia akan mengawah ke negara yang lebih baik," tandasnya.
Jauh sebelum Ahok menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan petinggi Pertamina, nasib mantan suami Veronica Tan itu pernah disampaikan oleh tokoh politik Kwik Kian Gie.
Diberitakan Tribun Jatim, dalam buku "MENELUSURI ZAMAN: Memoar dan Catatan Kritis" (2017), Kwik Kian Gie pernah bercerita pertemuannya dengan Joko Widodo dan Megawati.
Dalam buku tersebut, Kwik Kian Gie menulis pertemuan Megawati, dia, dan Jokowi terjadi saat kepergian Taufiq Kiemas di Singapura.
"Saya ada di Surabaya. Maka saya menyatakan belasungkawa kepada Mbak Mega sambil mengatakan bahwa saya di Surabaya, sehingga tidak mungkin hadir pada upacara pemakamannya," tulis Kwik Kian Gie.
Kwik baru tiba di Jakarta siang hari dan segera ke Jalan Teuku Umar (kediaman Megawati).
Saat tiba di lokasi pukul 14.30 WIB, pelataran parkir disulap menjadi ruang tamu kosong.
Kwik Kian Gie bertemu Megawati dan Joko Widodo yang saat itu baru tiba di Kalibata.
"Mbak Mega tidak bisa diganggu dua hari. Maka saya ngobrol dengan Pak Jokowi," tulis Kwik Kian Gie.
Saat itu, Kwik mengatakan kepada Jokowi bahwa Ahok yang menjabat Wakil Gubernur tidak akan bertahan sebagai pemimpin dalam jabatan publik apapun.
Hal itu karena perilaku dan tutur kata Ahok yang kasar.
"Itu karakter, saya sudah memberitahukan berkali-kali. Paling-paling dia sembuhnya hanya tiga hari saja," jawab Jokowi.