GridPop.ID - Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa kini tengah menjadi sorotan.
Pasca penangakapan dirinya dan sang ratu, Fanny Aminadia, terkuaklah beberapa fakta baru mengenai keduanya.
Penangkapan Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Sentosa (42) dan teman dekatnya Fanni Aminadia (41) dilakukan setelah video viral di media sosial.
Melansir dari Gridfame, Keraton Agung Sejagat (KAS) berlokasi di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah itu melakukan acara wilujengan dan kirab budaya membuat warga masyarakat resah.
Tempat itu tersebut mendadak ramai dibicarakan setelah mengklaim sebagai pemilik Pentagon, markas pertahanan negara Amerika.
Bahkan mereka juga mengklaim bahwa PBB adalah bagian dari mereka dan merekalah penguasa dunia.
KAS pemimpin yang disebut dengan Sinuwun dan kanjeng ratu Fanni yang dinamai Dyah Gitarja.
Atas laporan dari masyarakat tentang aktivitas anggota KAS, polisi Purworejo melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi.
Yang digeledah adalah lokasi KAS berdiri dan rumah milik pimpinan KAS yang berlokasi di Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Setelah mengaku memiliki uang dengan jumlah besar dari sebuah bank di Swiss, terkuak fakta bahwa Totok tinggal disebuah rumah kontrakan kecil.
Fakta lainnya adalah Totok tercatat pernah membuka warung kelontong di Muara Angke, Jakarta Utara.
Diberitakan TribunJakarta.com, usaha buka warung kelontong itu diketahui ketika Raja Keraton Agung Sejagat itu tinggal di Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Ketua RW 05 Ancol, Puji Haryati mengatakan, Toto membuka usahanya bukan di wilayah Kampung Bandan.
Warung kelontong itu, kata Puji, berdagang di wilayah Angke, Jakarta Barat.
"Kerjanya katanya sih dagang di Angke, tapi nggak tahu juga," kata Puji.
Tak hanya itu, saat pindah ke Purworejo, Totok juga membuka usaha angkringan
Deki, seorang warga menjelaskan lokasi angkringan berada di halaman tepat sebelah selatan rumah utama.
Menurut Deki yang tinggal tak jauh dari lokasi angkringan, angkringan tersebut milik Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso, dan masih buka sampai Selasa (14/1/2020) malam.
Namun, Rabu (15/1/2020), angkringan sudah tutup seiring penangkapan serta penggeledahan di rumah kontrakan Toto.
"Angkringannya dibongkarnya baru tadi malam," ujar Deki, saat ditemui di lokasi, Rabu.
Sementara itu Sekretaris Desa Sidoluhur, Fajar Nugroho menyampaikan, tahun 2018, Toto melapor untuk membuat angkringan bersama komunitasnya.
Pihak desa kemudian memanggil Toto Santoso untuk dimintai penjelasan.
"Pak Toto Kita panggil ke sini (kantor desa), kita minta penjelasan sebenarnya tempat itu mau digunakan untuk apa? Beliau menjawab akan mengembangkan semacam usaha angkringan," ujar salah seorang pihak desa. (*)