"Kata Om Ade, kalau olahraga jangan dijadikan paksaan," ungkapnya.
Selama diet, ia mengurangi konsumsi makanan yang mengandung minyak dan gula. Ia juga mengaku sama sekali tidak mengonsumsi obat-obatan diet atau apa pun, bahkan puasa makan.
Berat badan 83 kilogram
Saat ini Arya sekolah di SMP Negeri 2 Pangkalan, Kabupaten Karawang. Di sekolah, Arya bergabung dengan ekstrakurikuler basket. Ia rutin berlatih setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Selain basket, Arya juga menyukai olahraga sepak bola dan renang. Rokayah pun bersyukur dengan kondisi putranya saat ini semakin membaik.
"Alhamdulillah dari dulu kesulitan jalan dan mengeluh sesak, sekarang sehat bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.
Rokayah mengatakan, rencananya Arya akan menjalani operasi kembali untuk menghilangkan lemak (gelambir) di dada. Hanya saja, ia belum mengetahui kapan waktunya.
"Nunggu kesiapan anaknya dan kabar dari dokter yang menangani," kata Rokayah.
Sementara itu, Ade Rai, binaragawan yang membantu Arya, mengatakan, kondisi Arya yang membaik karena pola perilaku Arya yang berubah, keluarga, dan dukungan medis.
"Saya sekadar memotivasi saja sebagai bagian dari orang-orang yang peduli akan perilaku sehat. Terutama bicara dalam ikut berkontribusi mengurangi angka kelebihan berat badan yang selama ini menjadi kontributor penyakit kronis dan prematur kematian," kata Ade Rai.
Cerita Arya, menurut Ade, adalah pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar anak-anak Indonesia memiliki keluarga yang mampu memengaruhi secara positif.
"Berat badan Arya turun hampir 110 kg. Itu sangat menakjubkan," kata Ade Rai saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).
Ade Rai menyebutkan, dirinya hanya berperan sebagai support system untuk Arya.
"Sebenarnya saya dan keluarga Arya itu support system. Kita bersama-sama mendukung Arya supaya ia mempunyai pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya," ujarnya. (*)