GridPop.ID - Belum lama ini, artis sekaligus produser musik Maia Estianty kembali mencuri perhatian publik.
Bagaimana tidak, ibu dari Al, El dan Dul tersebut memamerkan saat dirinya menyantap makanan yang mengandung emas 24 karat.
Namun, amankah jika logam mulia tersebut masuk ke dalam perut manusia?
Maia Estianty menjadi salah satu musisi yang dikenal tajir melintir.
Pasalnya, selain eksis di dunia hiburan, Maia Estianty diketahui memiliki kerajaan bisnis.
Bisnis yang dimiliki Maia Estianty bergerak di bidang entertainment, kuliner, fashion, kecantikan, hingga properti.
Kehidupannya semakin gemerlap sejak menikah dengan pengusaha kaya raya Irwan Mussry pada Oktober 2018 lalu.
Maia Estianty kerap tampil nyentrik dengan fashion item mewah, hingga plesiran ke luar negeri.
Tak hanya itu, makanan yang disantapnya pun berhasil buat orang geleng-geleng kepala.
Dilansir Grid.ID dari unggahan Instagram Story @maiaestiantyreal pada Kamis (6/2/2020), Maia kepergok menyantap kaviar, atau telur ikan termahal di dunia.
Sebelumnya, Maia juga diketahui pernah mengkonsumsi telur ikan termahal di dunia saat berada di dalam kabin pesawat kelas satu.
Telur ikan ini memiliki harga hingga ratusan juta rupiah.
Melansir laman Serious Eats, harga per 50 gram kaviar dengan kualitas standar bisa mencapai 481 dollar AS.
Harga kaviar dengan kualitas standar ini setara dengan Rp 7 juta.
Ini berarti, hitungan per kilo-nya kaviar yang disantap Maia bisa mencapai Rp 140 juta.
Yang menariknya lagi, kaviar itu dihidangkan dengan sayuran dan daun emas 24 karat.
Wah, kira-kira aman nggak ya jika logam mulia itu masuk ke dalam tubuh manusia?
Dilansir Grid.ID dari Slate.com, emas murni bersifat inert secara kimiawi dan melewati sistem pencernaan manusia tanpa diserap ke dalam tubuh.
Karena emas 24 karat sangat lunak dan rapuh, sebagian besar emas dapat dimakan, baik daun, maupun serpihan.
Daun emas yang tidak bisa dimakan adalah yang digunakan untuk penyepuhan.
Hal ini dikarenakan emas tersebut terkadang mengandung tembaga, yang bisa beracun dalam dosis tinggi.
Mengkonsumsi preparat emas yang tidak murni seperti emas koloid atau garam emas dapat menyebabkan perubahan pigmentasi kulit dan efek kesehatan yang merugikan lainnya.
Makan terlalu banyak emas murni bisa membuatmu sakit perut.
Sama seperti saat kita terlalu banyak mengkonsumsi makanan jenis lain.
FDA belum mengevaluasi daun emas yang dapat dimakan untuk keamanan, tetapi Pusat Pengendalian Penyakit dan Badan Pencegahan untuk Zat Beracun dan Pendaftaran Penyakit tidak menganggap emas sebagai zat beracun.
Emas adalah aditif makanan yang disetujui di Uni Eropa, dan lembaga sertifikasi keamanan pangan independen Eropa, TÜV Rheinland, telah menetapkan daun emas 23-24 karat aman untuk dikonsumsi.
Emas dan daun perak juga sudah bersertifikat halal.
Daun emas juga dapat ditemukan pada permen Jepang dan kue-kue Asia Selatan.
Ahli homeopati telah meresepkan emas sebagai pengobatan untuk penyakit jantung, radang sendi, depresi, dan penyakit lainnya selama ratusan tahun.
Akan tetapi kegunaan emas sebagai obat hingga saat ini belum terbukti.
Daun emas yang dapat dimakan tidak memiliki rasa, tekstur, kalori, atau tanggal kedaluwarsa.
Harga daun emas mencapai $160 per gram, atau senilai Rp 2,2 juta per gram. (*)