Find Us On Social Media :

Jendral Iran Tewas, Kondisi Mental Kim Jong Un Terbongkar hingga Larang Warganya Gunakan Ponsel, AS Kumpulkan Intelijen untuk Memonitor Segala Pergerakan Pimpinan Korut

By Luvy Yulia Octaviani, Sabtu, 18 April 2020 | 13:40 WIB

Gugup dan Syok, Kesehatan mental Kim Jong Un terbingkar hingga melarang rakyatnya gunakan ponsel, AS memonitor segala gerak-geriknya usai kematian Jendral Iran

GridPop.ID - Jendral Iran Qasem Soleimani tewas, Korea Utara (Korut) melarang penggunaan ponsel bagi rakyatnya.Qasem Soleimani dibunuh oleh AS pada januari lalu.Sejak kejadian itu, dikabarkan pergerakan pimpinan korut KIm Jong Un dimonitor melalui segala bentuk pengumpulan intelijen oleh Washington.

Baca Juga: Elza Syarief Bongkar Tabiat Buruk Angelina Sondakh yang Buat Mendiang Adjie Massaid Merasa Tak Kuat dan Ingin Bercerai, Suka Hambur-haburkan Uang dan Berfoya-foya hingga Akhirnya Terjerat Kasus Korupsi dan DipenjaraHarian Dong-A Ilbo melaporkan Rabu (19/2/2020), situasi itu disebut membuat Kim begitu gugup dan syok mengetahui kabar kematian Qasem Soleimani.Karena itu, sumber internal AS menuturkan bahwa otoritas Korea Utara melarang warganya menggunakan ponsel selama beberapa pekan.Sumber itu menuturkan, mereka mengetahuinya setelah menganalisa informasi di dalam gawai yang dipakai oleh masyarakat negeri komunis itu.

Baca Juga: Ulah Nakalnya Tak Dihiraukan, Demi Rokok Wanita Asal Surabaya Ini Bikin Heboh Warga, Rela Lucuti Pakaiannya Hingga Bikin Sandiwara Perkosaan, Begini Endingnya!

Pyongyang melarang penggunaan ponsel selain untuk mencegah adanya ancaman eksternal, juga melindungi adanya informasi dari luar.Ini pertama kalinya ada laporan dinas intelijen AS bisa mengetahui kondisi mental Kim Jong Un, maupun pimpinan Korea Utara lainnya/ Soleimani tewas setelah drone tempur AS menembakkan rudal menghantam mobil yang ditumpanginya di Bandara Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu.Jenderal Iran berusia 62 tahun itu tewas bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Baca Juga: Galih Ginanjar Terancam Kurungan 2 Tahun Penjara, Barbie Kumalasari Angkat Bicara Beberkan Fakta Soal Persidangan: Gak Ada Gunanya Aku Datang ke PengadilanBuntut dari pembunuhan komandan Pasukan Quds, cabang elite dari Garda Revolusi Iran itu, Teheran kemudian melakukan langkah balasan.Pada 8 Januari dini hari, Garda Revolusi mengumumkan mereka menembakkan hingga puluhan rudal ke Pangkalan Ain al-Assad dan Irbil milik AS.

Baca Juga: Ayah Puput Nastiti Devi Miliki Panggilan Spesial untuk Sang Menantu yang Lebih Tua Darinya hingga Bongkar Sifat Asli Ahok Selama Jadi Suami: Orangtua Ikut Seneng

Presiden Donald Trump dalam konferensi pers sempat mengaku tidak ada korban luka.Namun Pentagon mengakui ada 109 tentara AS mengalami cedera otak.Sebelumnya diketahui bahwa Qassem Soleimani, seorang Mayor Jenderal yang menjabat Kepala Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran, tewas akibat serangan rudal RX9 Ninja dari drone MQ-9 Rapier militer AS atas perintah Donald Trump.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Blak-blakan Ngaku Sempat Putus Sekolah saat Berusia 17 Tahun hingga Buat Sophia Latjuba Terkejut Mendengar Alasannya, Kenapa?Qassem Soleimani tewas di komplek Bandara Internasional Baghdad, Kamis (2/1/2020) malam waktu setempat.Operasi pembunuhan ini dijalankan Pentagon atas perintah Presiden Donald Trump.Qassem Soleimani saat itu baru tiba dari Beirut, Lebanon.Turut tewas pada serangan udara terencana itu Abdul Mahid al-Muhandis, Deputi Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Irak.PMU atau nama Arabnya Hasd al-Shaabi merupakan paramiliter Syiah yang sudah diintegrasikan di tubuh militer Irak.Selama bertahun-tahun, Qassem Soleimani menjalankan operasi rahasia membantu Irak dan Suriah memusnahkan gerombolan kejam ISIS dan jaringan Al Qaeda di kedua negara tersebut.Pertanyaan menariknya, bagaimana jalan cerita sehingga Trump akhirnya memutuskan mengeliminasi jenderal kharismatik dan terpopuler di Iran serta Timur Tengah itu?Laman berita Israel, Haaretz.com mengutip artikel Associated Press (AP), Minggu (5/1/2020) menuliskan kronologi situasinya hingga Trump memencet kode merah pembunuhan Qassem.Proses intinya terjadi ketika Trump tengah menghabiskan libur Natal dan tahun barunya di Mar A-Lago, Florida.

Baca Juga: Jatuh Bangun, Ruben Onsu dan Jordi Onsu Mati-Matian Putar Otak hingga Kerja Lembur Demi Selamatkan Kerajaan Bisnisnya saat Pandemi Corona: Semoga Bisa Bangkit Kembali

(*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh AS, Korea Utara Larang Penggunaan Ponsel