Find Us On Social Media :

Belum Reda Hantaman Virus Corona, AS Kembali Dibuat Babak Belur dengan Demo Akibat Rasisme di Seantero Negeri hingga 'Perang Dingin' dengan China

By None, Rabu, 3 Juni 2020 | 19:45 WIB

Negara Amerika Serikat berada di urutan pertama dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Merebaknya aksi kekerasan ini bikin Amazon bakal mengurangi layanan pengiriman barangnya di kota-kota yang yang menjadi puncak aksi protes.

Target Corp, perusahaan ritel berlogo merah, juga telah kembali menutup sementara 32 tokonya di Minneapolis, puluhan lainnya akan menyusul ditutup. Sementara di Chicago, 135 properti di pusat bisnisnya juga ikut hancur akibat aksi protes.

Kematian Floyd sekaligus aksi protes atas hal tersebut juga menujukan tekanan rasialisme yang masih kuat di AS, ditambah penangan kesehatan dan distribusi kekayaan terhadap mereka.

Di New York misalnya orang Afrika-Amerika memiliki tingkat infeksi lebih tinggi dibandingkan ras lainnya.

Baca Juga: Tak Mau Telan Ludah Sendiri, Gading Marten Mengaku Pasrah dengan Rencana Tuhan Sekalipun itu Harus Rujuk Kembali dengan Gisel: Udah Belajar dari Kesalahan, Harusnya Akan Lebih Baik Lagi!

Sementara dari laporan McKinsey & Co disebut bahwa lebih dari 39% pekerjaan mereka berpotensi hilang akibat pandemi.

Di sisi lain, aksi Presiden Donald Trump pekan lalu yang menyatakan AS bakal menghilangkan sejumlah privilege buat Hong Kong, sekaligus memberikan sanksi bagi Hong Kong dan China jadi pemantik ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

Relasi antara kedua negara ini memang makin memburuk selama pandemi.

Trump kerap mengolok-olok negara-negara Asia, terutama Negeri Tirai Bambu sebagai sumber pandemi dan ketidakmampuan mereka melakukan penanganan dengan baik.

Baca Juga: Tak Terlihat Batang Hidungnya Usai Sensasi Jual Keperawanannya Dilaporkan ke Pihak Berwajib, Nikita Mirzani Berikan Komentar Pedas pada Sarah Keihl: Percaya Muka Kaya Gitu Masih Perawan? Aku Sih Enggak!