GridPop.ID - Sejak Selasa (29/12/2020) lalu, Gisella Anastasia beserta pria berinisial MYD, ditetapkan sebagai tersangka kasus video syur.
Gisel telah mengakui bahwa satu di antara pemeran yang ada di video syur berdurasi 19 detik adalah dirinya.
Adegan berhubungan intim yang dilakukan Gisel dengan seorang pria berinisial MYD terjadi di sebuah Hotel di Kota Medan, Sumatera Utara.
Gisel dan MYD disangkakan pasal pornografi atas tindakan itu.
Penetapan tersangka dilakukan setelah hasil forensik keluar, dan dikaitkan dengan pemeriksaan Gisel beberapa waktu lalu.
"Ini kita sangkakan di pasal 4 ayat 1 juncto pasal 29 dan atau pasal 8 uu no 44 tentang pornografi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.
Berkaita dengan hal tesebut, melansir dari Tribunnews.com, Pihak pelapor kasus dugaan pelanggaran penyebaran video syur, Pitra Romadoni meminta Gisella Anastasia atau Gisel menyerahkan hak asuh anaknya pada Gading Marten.
Hal tersebut dirasa perlu setelah mantan istri Gading Marten itu ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pelanggaran penyebaran video syur.
Menurut Pitra, Gisele harus menyerahkan hak asuh buah cintanya dengan Gading demi menjaga psikologis anak perempuan mereka.
"Ya saya kira untuk menyelamatkan anak-anak, anak tersebut dikasih ke Gading lah," ucap Pitra Romadoni saat dihubungi awak media, Selasa (29/12/2020).
"Biar psikologis anak terjaga, biar lebih baik lagi kan," terangnya.
Dan untuk pria berinisial MYD yang kini diketahui adalah Michael Yukinobu De Fretes, Pitra meminta untuk segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
"Saya minta untuk MYD untuk segera menyerahkan diri," tegas Pitra.
Setelah ditetapkannya Gisella Anastasia menjadi tersangka kasus video syur, banyak sekali yang mengungkit soal kondisi dan keadaan Gempi.
Tak sedikit pula yang mengkhawatirkan psikologis Gempi nantinya setelah kasus ini berjalan.
Melansir dari Kompas TV, Kak Seto sempat buka suara soal meledaknya kasus video syur mirip Gisel pertama kali keluar.
Kak Seto berbicara sebagai pemerhati anak, dimana Gisel yang saat ini terbukti sebagai tersangka, memiliki anak yang bernama Gempi.
Kak Seto akui masalah yang dialami oleh orangtua itu sangat berbahaya jika diterima oleh anak tanpa adanya penyaringan informasi, ataupun pendampingan.
Kak Seto berharap agar anak tak ikut jadi korban masalah orangtua, apalagi masalah ini menyangkut dengan ibunya.
"Supaya anak tidak terkejut, orangtua harus dekat dengan anak, jika kesalahan orangtua dibuktikan benar adanya, (dalam kasus Gisel) si ibu harus minta maaf, tunjukkan dia manusia biasa yang bisa khilaf," buka obrolan Kak Seto kepada KompasTV saat itu.
"Kedua, adalah pendampingan pada anak, ada reaksi pada anak yang harus segera diselesaikan. Karena anak ini mendengar kasus orangtuanya. Ditanya, nak apa yang kamu dengar, nah ini pendampingan terius menerus untuk memperkuat daya tahan anak, bilang kalau ada temannya di sekolah bicara ini itu, jangan ditanggapi. yang penting komunikasi efektif, kalau anak baper bisa memahami, jangan sampai terpancing emosinya. Intinya selalu dampingi dan tanya setiap berita negatif yang masuk ke anak, keluarga harus turun tangan," tegas Kak Seto.
Menurut Kak Seto dampak psikologis adanya pembiaran bagi anak yang mendengar kabar negatif terkait kasus Gisel, itu bisa mengakibatkan trauma untuk anak.
"Bisa makin benci terhadap ibunya," ujarnya.
Kak Seto berharap jika ada masalah menimpa keluarga lain, masyarakat atau lingkungan sekitar bersikaplah jangan ikut campur karena itu masalah internal keluarga.
"Ini masalah internal sebuah keluarga yang dampaknya sangat negatif jika mereka itu ada anaknya, jangan ikut-ikut menyebarkan info negatif, dalam konteks perlindungan anak ya. Biarlah ada penyelesaian entah itu nanti penyelesaian secara hukum kasus dewasa, tapi jika ada anak terlibat disini, yuk kita jaga, anak belum saatnya memahami hal negatif tentang orangtuanya," tutup Kak Seto.
GridPop.ID (*)