"Saya sih melihat ini tuh transaksional yang wajar karena ini mereka belajar dari pola pembelajaran sosial," terangnya kepada Kompas,com, Kamis (05/08/2021).
Pembelajaran sosial terjadi ketika orang melihat ada perilaku yang menguntungkan sehingga ada tendensi untuk melakukan hal serupa agar mendapatkan keuntungan yang sama.
Dalam hal ini, kebiasaan masyarakat untuk mengambil jalan instan demi memenuhi kebutuhannya dengan menghubungi artis atau selebgram favoritnya.
Namun sebaliknya, pesohor yang berkaitan dalam rangka menaikkan rating atau motif apapun lantas merespon dengan memberikan barang atau hal lain secara cuma-cuma.
Pemberian tersebut, apalagi jika bentuknya uang, kemudian memenuhi basic need seseorang, menjadi hal yang lalu diikuti oleh orang banyak.
Pakar dari Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, tren ini sebenarnya menjadi bentuk lain dari give away, hal yang sebelumnya sudah menjadi tren yang biasa di media sosial.
Buktinya aksi ikoy-ikoyan langsung banyak diikuti banyak online shop dengan tujuan memberikan produk pada pengikut mereka yang beruntung.
"Sebetulnya ini adalah satu tren di media sosial, kebetulan trennya ini berkaitan dengan mentalitas tertentu yang ternyata negatif," tambahnya.
Lucia beranggapan bahwa terkait kritik soal mental mengemis yang disebut oleh sejumlah selebgram dan artis yakni karena ada satu pihak yang diuntungkan dan lainnya dirugikan.
Dalam kasus ini, mereka menjadi pihak yang dirugikan dan kewalahan hingga akhirnya memicu rasa kesal hingga tak suka.