GridPop.ID - Rakyat Indonesia patut berbangga dengan pencapaian Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
Pasalnya Greysia Polii dan Apriyani Rahayu sukses menyabet medali emas saat bertanding di Olimpiade Tokyo 2020 beberapa waktu lalu.
Usai pulang dari ajang bergengsi tersebut, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu tampil di acara Rosi Spesial “Kado Emas dari Greysia Polii dan Apriyani Rahayu” tepatnya pada, Kamis (12/8/2021).
Apriyani Rahayu saat itu kedatangan sosok yang sangat berarti dalam hidupnya yakni ayahnya.
Ayah Apriyani Rahayu, Amiruddin Pora, datang dengan membawa raket kayu yang telah menjadi saksi perjuangan sang putri meraih mimpinya menjadi pemain bulu tangkis kelas dunia.
Cerita raket kayu Apriyani Rahayu
“Ini raket awalnya dia (Apriyani) latihan bulu tangkis,” ungkapnya sembari menunjukkan sebuah raket kayu yang dibawa langsung dari Konawe, Sulawesi Tenggara.
Sang ayah menambahkan bahwa dulu Apriyani juga telah mempunyai raket yang diberi sang ibu, tetapi karena masih kecil raket tersebut terlalu besar untuknya.
Selain itu, lingkungan bermain bulu tangkis yang kala itu masih berpasir juga menjadi salah satu hambatan bagi Apriyani kecil.
Karena itulah, sang ayah membuatkan Apriyani raket kayu yang sesuai dengan ukuran tubuhnya dan lingkungan berpasir.
“Lalu saya bikinkan sesuai tubuhnya, ada raket dari ibunya belum bisa (digunakan untuk bermain) karena banyak pasir,” ungkap Amiruddin Pora.
Amiruddin juga menjelaskan bahwa jika dipaksakan bermain dengan raket biasa, raket tersebut akan mudah putus.
“Sedikit bermain (di lingkungan berpasir tersebut) maka akan mudah putus (senar raketnya),” papar ayah Apriyani Rahayu ini.
Selain itu shuttlecock yang digunakan Apriyani kecil untuk bermain bulu tangkis juga terbilang unik lo.
Menurut sang ayah, shuttlecock yang digunakan merupakan buatan tangan sendiri yang juga terbuat dari bulu ayam.
Perjuangan sang ayah untuk Apriyani Rahayu
Selain melepas rindu dengan sang anak, Amiruddin Pora juga membagikan kisah bagaimana Apriyani kecil berusaha meraih mimpinya sebagai atlet bulu tangkis.
“Dia itu kan fisiknya memang seperti laki-laki. Pokoknya mau main bola, siapkan sama mamanya. Mau (bermain) takraw dibelikan takraw. Nah terakhir ya bulu tangkis. Dan dia senang,” kata sang ayah pada Rosi.
Menurut sang ayah selain sepak bola, takraw dan bulu tangkis, Apriyani kecil juga menyukai seni bela diri taekwondo lo!
Apriyani menyukai taekwondo karena melihat kakak-kakaknya yang saat itu juga berlatih seni bela diri itu.
Berasal dari daerah dan bertubuh pendek kala itu, ternyata banyak yang mencibir mimpi Apriyani Rahayu.
Namun berkat usaha dan semangat sang ayah yang selalu mengantarnya latihan ke mana pun, Apriyani Rahayu jadi tak patah semangat meraih mimpinya.
“Jadi banyaknya cibiran atau omongan Apri itu enggak akan bisa jadi pemain dunia karena posturnya pendek.
Tapi dengan ketulusan dan semangatnya (sang ayah), jadi enggak pernah patah (semangatnya),” ujar Apriyani menggambarkan semangat ayahnya.
Selain itu Amiruddin Pora juga membocorkan bahwa Apriyani kecil merupakan seorang jagoan, sehingga ia harus mengantarkan ke mana pun sang putri berlatih.
“Makanya itu saya berusaha sekuat tenaga, agar dia bisa memperoleh raket yang bagus-bagus. Saya usahakan, saya tetap usahakan. Dan alhamdulillah bisa ikut Porda,” tambah Amiruddin.
Meski sering dicibir dan dipandang sebelah mata, ayah sekaligus mendiang ibu Apriyani Rahayu meyakini bahwa putrinya memiliki bakat yang luar biasa.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa ketika perempuan diberi kesempatan untuk mencoba, maka ia akan melakukan yang terbaik untuk meraih mimpinya.
Untuk itu, yuk kita berikan lebih banyak kesempatan pada sesama perempuan dalam meraih mimpi!
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Cerita Raket Kayu Apriyani Rahayu: Perjuangan Sang Ayah demi Dukung Mimpi Putrinya