1. Rentan bikin gemuk Melansir Healthline, minuman soda biasanya diberi gula tambahan berupa sukrosa atau fruktosa. Ketika dikonsumsi, fruktosa tidak dapat menurunkan hormon rasa lapar ghrelin seperti halnya glukosa biasa. Dengan begitu, ketika minum soda Anda tetap merasa belum kenyang. Tak pelak, orang tetap makan camilan atau mengonsumsi makanan berat saat minum soda. Sebuah studi menunjukkan, orang yang minum soda biasanya mengonsumsi kalori lebih banyak 17 persen ketimbang saat tidak minum soda. Penelitian lain pada anak-anak menungkapkan, anak yang rutin diberikan minuman manis setiap hari risikonya terkena obesitas naik 60 persen. Maka, jangan heran jika orang yang hobi minum soda atau gemar minum minuman manis biasanya punya berat badan lebih gemuk ketimbang orang yang menjaga asupan gulanya setiap hari.2. Memicu fatty liverPenumpukan gula dalam jumlah besar bisa memicu fatty liver atau penumpukan lemak di hati. Glukosa dapat dimetabolisme oleh setiap sel di dalam tubuh. Sedangkan pemanis soda yang biasanya berupa fruktosa hanya bisa dimetabolisme oleh hati. Saat Anda keranjingan soda atau minuman manis yang mengandung fruktosa, kinerja hati jadi lebih berat dan mengubah fruktosa jadi lemak. Sebagian lemak tersebut akan menjadi trigliserida yang mengalir ke darah. Sebagian yang lain menumpuk di hati dan berkembang menjadi fatty liver.