GridPop.ID - Buah hati adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Sewajarnya orang tua pasti ingin anak yang dikandungnya bisa lahir dalam kondisi sehat, sempurna dan tanpa cacat suatu apapun.
Namun nyatanya ada saja faktor-faktor X yang membuat bayi dalam kandungan ibu mengalami masalah kesehatan.
Salah satu masalah yang kerap kali bikin publik melongo adalah peristiwa bayi kembar siam.
Untuk diketahui, kembar siam adalah kelainan di mana bayi kembar dengan salah satu atau beberapa bagian tubuh saling menempel atau terhubung satu sama lain.
Mengutip laman Kompas Health via Nakita.Id diungkapkan jika bayi kembar siam biasanya diklasifikasikan sesuai di bagian mana mereka terhubung dan ini bisa ada berbagai kemungkinan.
Beberapa tipe dempet bayi kembar siam adalah terhubung di bagian dada, pusat, dasar tulang belakang, panggul, dan kepala.
Dalam kasus tertentu, juga bisa terjadi jenis kembar siam asimetris, di mana satu bayi berukuran lebih kecil dan kurang terbentuk sempurna dari yang lain, atau disebut juga kembar parasit.
Mengutip laman Kompas Health via Nakita.Id diungkapkan jika bayi kembar siam biasanya diklasifikasikan sesuai di bagian mana mereka terhubung dan ini bisa ada berbagai kemungkinan.
Beberapa tipe dempet bayi kembar siam adalah terhubung di bagian dada, pusat, dasar tulang belakang, panggul, dan kepala.
Dalam kasus tertentu, juga bisa terjadi jenis kembar siam asimetris, di mana satu bayi berukuran lebih kecil dan kurang terbentuk sempurna dari yang lain, atau disebut juga kembar parasit.
Salah satu kasus kembar siam yang sempat menghebohkan publik terjadi pada 1989 silam.
Melansir pemberitaan GridPop (21/8/2021), kejadian unik bin ajaib itu dialami oleh sepasang bayi kembar siam yang diberi nama Yuliana dan Yuliani.
Kisah mereka bermula tahun 1987, saat kembar siam Yuliana-Yuliani, anak pasangan Tularji dan Hartini dari Tanjung Pinang, terlahir kembar siam dempet di kepala secara vertikal (kraniopagus).
Pada usia 2 bulan 21 hari, kembar siam itu menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Seorang ahli bedah saraf RSCM, Padmasantjojo berhasil memisahkan selaput otak (duramater) yang berlekatan di kepala kedua bayi tersebut.
Operasi pada 21 Oktober 1987 itu jadi tonggak sejarah bidang kedokteran di Indonesia, khususnya bedah saraf.
Bagi Padmosantjojo, operasi Yuliana-Yuliani menjadi karya adiluhung (masterpiece) dalam kariernya sebagai dokter.
"Aku tak ingin karyaku rusak, mati karena mencret misalnya. Maka harus aku openi (rawat)," ujarnya kepada Kompas.com.
Tak hanya membiayai seluruh operasinya, Padmosanjojo juga menyewakan rumah untuk kedua orangtua Yuliana-Yuliani di Jakarta selama operasi dan pengobatan berlangsung.
Butuh waktu hingga lima tahun sampai pertumbuhan otak Yuliana-Yuliani tumbuh sempurna.
Setelah kembar Yuliana-Yuliani dan orangtuanya pulang ke Tanjung Pinang pun, Padmosantjojo tetap memberikan dukungan dana untuk keperluan pendidikan kembar itu hingga kini.
"Ternyata bisa, tuh, Yuliana-Yuliani sampai lulus universitas. Saya senang," kata Padmosantjojo sambil tersenyum.
Saat ini bayi kembar siam yang telah dipisahkan 29 tahun silam itu tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan juga sukses.
Yuliani kini telah menjadi seorang dokter yang telah lulus dari Universitas Andalas, Padang, dan sedang bertugas menjalani program internship di Puskesmas Seberang Padang, Sumatera Barat.
Sedangkan Yuliana sedang sibuk menempuh program doktor ilmu nutrisi dan teknologi di Institut Pertanian Bogor.
Walaupun terlahir dalam keadaan berbeda, Yuliana menuturkan bahwa ia dan saudara kembarnya mampu bersaing dengan anak-anak lain seusianya dan mampu mewujudkan cita-citanya.
GridPop.ID (*)