Find Us On Social Media :

'Biarkan Dia Mati', Seringai Ayah Mertua Usai Tikam Sang Menantu Usai Selingkuhi Putrinya, Ngaku Tak Takut Masuk Penjara

By Arif B, Kamis, 17 Februari 2022 | 18:41 WIB

ilustrasi pembunuhan

GridPop.ID - Hati ayah mana yang rela putrinya diselingkuhi.

Tapi bukan berarti bisa menghalalkan berbagai cara, seperti yang dilakukan oleh ayah mertua Tan Nam Seng.

Pada pertengahan tahun 2017 lalu ia nekat menikam menantunya hingga tewas gegara selingkuhi sang putri.

Melansir dari The Strait Times, kejadian itu terjadi di sebuah kedai kopi di Telok Ayer Street, Singapura.

Kini, sesuai putusan peradilan pada September 2020 lalu ia harus menjalani kurungan penjara 8,5 tahun.

Mengejutkannya, dengan gamblang Tan Nam Seng mengaku tidak takut dipenjara, bahkan usai melancarkan aksi kejinya itu ia melarang orang yang ada di TKP membantu korban.

Peristiwa pembunuhan itu bermula ketika ketika Tan yang sedang dalam perjalanan menuju kantornya di Pengadilan Cecil melihat Tuppani di Jalan Telok Ayer.

Baca Juga: Sosok Finalis MasterChef Terancam Hukuman Mati setelah Bunuh ART-nya, Sempat Beralibi Temukan Jasad Korban Sepulang Liburan

Sesampainya di kantor, Tan mengambil pisau di pantry lalu pergi ke salah satu kedai kopi di kawasan itu.

Baca Juga: Wanita Penyuka Sesama Jenis Bunuh Koki Muda, Cemburu Kekasih Perempuannya Dekat dengan Korban Padahal Sudah 9 Tahun Jalin Asmara, Begini Kronologinya

Setelah itu, ia langsung menghampiri sang menantu dan menikamnya.

Usai sang menantu jatuh tersungkur, Tan memberi tahu orang-orang yang lewat: "Ini menantu saya, jangan dibantu, biarkan dia mati."

Dia kemudian meletakkan pisau di atas meja dan duduk di kursi dengan tenang.

Sembari menunggu kedatangan polisi, Tan menelepon putrinya.

"Saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya sudah melakukannya. Saya sudah membunuhnya. Jangan menangis. Saya sudah tua. Saya tidak takut masuk penjara," ujar Tan kepada putrinya.

Menurut keterangan pengacara Tan, Wee Pan Lee, pembunuhan itu didasari oleh rasa sakit hati.

Wee mengatakan, Tan merasa dikhianati oleh Tuppani yang selama ini ia perlakukan seperti putranya sendiri.

Tan yang dahulu hanya seorang kuli, berusaha dari nol untuk mengembangkan bisnisnya selama bertahun-tahun.

Setelah putrinya menikah, Tan mengizinkan ibu dan adik laki-laki Tuppani tinggal di rumahnya.

Baca Juga: Cemburu Kekasih Punya Banyak Teman Lawan Jenis, Pria Ini Nekat Lakukan Pembunuhan Tragis, Kondisi Korban Saat Ditemukan Bikin Merinding

Tuppani mempekerjakan orang tuanya, dan menggunakan dana perusahaan untuk membiayai pendidikan adik Tuppani di luar negeri.

Ketika putri Tan, Shyller hamil anak keempat pada 2015, Tuppani memaksanya untuk menggugurkan kandungannya.

Pada 2016, ayah Tuppani membujuk Tan untuk menjual perusahaannya kepada GKE Corporation.

Namun, alih-alih mendapat 1 juta dolar seperti yang diharapkan, Tan dan putrinya hanya mendapat 450.000 dolar dan saham GKE dari penjualan tersebut.

Sampai pada 2017, Shyller memergoki suaminya itu membeli rumah untuk istrinya yang lain.

Keduanya pun memutuskan untuk bercerai, tapi ada perebutan hak asuh.

Tuppani yang awalnya mengaku tak akan menuntut hak asuh atas ketiga anaknya diam-diam mengajukan klaimnya.

Karena itu, Tan kemudian nekat membunuh menantunya setelah mengalami depresi berat.

Baca Juga: 14 Tahun Meringkuk di Balik Jeruji Besi Atas Kasus Pembunuhan, Artis Ini Kini Pamer Lekuk Tubuh, Penampilan Barunya Langsung Jadi Sorotan!

GridPop.ID (*)