Ibunya menilai, gadis itu akan menjalani kehidupan yang damai dan dewasa seperti banyak anak lainnya.
Tetapi sebaliknya, dia harus hidup bak di api neraka selama 13 tahun gadis itu diperkosa oleh Pamannya.
Bahkan pamannya ini telah memperkosa dirinya berkali-kali.
Ketika gadis itu bermaksud mengadu ke orang terdekat lainnya, pamannya ini sampai mengoleskan bubuk cabai pada alat kelaminnya.
Itu dilakukan si paman bejat untuk menghukum, mengancam, dan membuat gadis itu sangat kesakitan dan ketakutan.
Parahnya lagi, Bibi yang tinggal di rumah yang sama, sepenuhnya menyadari tindakan suaminya terhadap keponakannya.
Bahkan bibinya sama sekali tidak mencegah dan menyemangati suaminya untuk terus memaksa keponakannya berhubungan badan.
Beberapa waktu kemudian, gadis itu juga menceritakan semuanya kepada ibunya.
Ia berpikir bahwa ibu akan menunjukkan kemarahan dan berdiri untuk melindungi putrinya.
Namun tidak, sang ibu bahkan mengatakan kepada putrinya, untuk menanggung perkosaan itu, seraya berkata "itu normal".
Pada suatu hari, gadis itu berhasil melarikan diri dari rumah, tetapi setelah beberapa hari, ibunya menemukannya dan membawanya kembali ke rumah bibi dan pamannya.