GridPop.ID - Pemudik mulai berbondong-bondong pulang ke kampung halaman dalam rangka Mudik Lebaran 2022.
Melansir dari Tribunnews.com, Pelabuhan Merak, Banten pun mulai terpantau macet.
Para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi mulai memadati Pelabuhan Merak sejak Kamis (28/4/2022) kemarin.
Kondisi di Dermaga 3 pada pagi ini masih dipenuhi kendaraan pribadi yang akan menyebrang.
Salah satunya adalah Sangga (33).
Namun, ada cerita unik ketika Sangga dan istrinya menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan pada Jumat (29/04/2022) malam.
Dengan sepeda motor, Sangga hendak pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Pesawaran.
"Ini kedua kali saya mudik bawa motor," kata Sangga di lokasi, dikutip dari Kompas.com, Jumat malam.
Barang bawaan Sangga dan istrinya cukup banyak, diletakkan di atas tangki dan di bagian belakang kursi pembonceng.
Sangga sebenarnya sudah berusaha menghindari kemacetan sampai di Pelabuhan Bakauheni pada malam hari.
Namun, kondisi Pelabuhan Merak yang macet panjang dan antrean padat kendaraan pemudik membuat rencana perjalanannya molor hingga lima jam.
"Berangkat dari Jakarta sebenarnya tadi pagi (Jumat). Seharusnya kalau lancar, sampai sini (Pelabuhan Bakauheni) sekitar jam 2 siang, tapi ternyata macet panjang," kata Sangga.
Keengganan Sangga untuk melintas pada malam hari di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) menuju Kabupaten Pesawaran lantaran terkenal rawan pembegalan.
"Dari sini (Pelabuhan Bakauheni) sampai Kalianda sih santai, tapi lepas dari Kalianda agak ngeri, Mas. Kiri kanan gelap, takut kena begal," kata Sangga.
Sangga sudah memikirkan sebuah rencana. Dia akan memacu sepeda motornya ketika melintasi titik-titik rawan.
Namun, kekhawatiran Sangga berkurang ketika petugas kepolisian mengawal dia dan para pemudik ketika melintasi lokasi rawan.
"Alhamdulillah, ternyata kita dikawal ini. Agak tenanglah bisa santai bawa motornya," kata Sangga.
Hal senada disampaikan Ismail (30) yang hendak mudik ke Kabupaten Pringsewu.
Menurutnya, jalan lintas sumatera mulai dari Pelabuhan Bakauheni hingga perbatasan Kota Bandar Lampung agak ngeri-ngeri sedap.
"Jalannya banyak yang bergelombang, apalagi saya bawa (motor) matik, kerasa benar," kata Ismail.
Ditambah lagi kondisi jalan yang gelap tidak ada lampu penerangan dengan sebelah kanan dan kiri rimbun pepohonan dan kebun.
"Ya rawan (pembegalan), makanya biasanya kalau saya balik dari Tangerang, saya usahain sampai sini itu siang, jadi enggak terlalu ngeri," kata Ismail.
GridPop.ID (*)