Fachrul Razi merupakan ketua umum, sedangkan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan adalah pendiri kelompok pemenangan di luar struktur TKN tersebut.
Tim ini terbentuk sejak 2013 untuk memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu 2014 dan berlanjut jadi pendukung kepada kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Fachrul Razi saat itu mengatakan Bravo 5 dibentuk untuk menepis persepsi bahwa seluruh purnawirawan TNI mendukung calon Presiden RI Prabowo Subianto.
Sejumlah purnawirawan TNI yang tergabung dalam relawan Bravo 5 adalah Kasum TNI Letjen (Purn) Suaidi Marasabessy, Letjen TNI (purn) Sumardi, Mayjen TNI (purn) Heriyono Harsoyo, Mayjen TNI (purn) Zainal Abidin, Mayjen TNI (purn) Heriyadi, Brigjen TNI (purn) Paulus Prananto dan mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Marsetio.
Setelah menjadi organisasi relawan, Bravo 5 kemudian menjadi suatu organisasi massa yang terbuka kepada setiap WNI.
Kepengurusannya berada di seluruh Tanah Air dan beberapa cabang di luar negeri.
Bravo Lima ini sendiri juga sempat dibekukan pada tahun 2014 lalu setelah berhasil mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan Pilpres.
Menjelang Pilpres 2019, tim relawan ini dihidupkan lagi dengan dipimpin oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI.
Nama kelompok itu diambil dari kata Bravo dan nomor 5 yang menunjukkan kediaman Luhut di Jalan Banyumas Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat.
Tim relawan itu kemudian vakum setelah pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan pilpres 2014. Mereka kembali aktif menjelang Pilpres 2019 dan dipimpin oleh Fachrul Razi.
Mereka juga memindahkan markas dari rumah Luhut ke Jalan Maluku Nomor 32, Menteng.
Tim relawan itu lantas diresmikan menjadi organisasi massa pada 1 Februari 2020 dan namanya diubah menjadi Pejuang Bravo Lima (PBL). Fachrul Razi terpilih menjabat sebagai Ketua Umum PBL, sementara Luhut sebagai Pembina.
Dalam pertemuannya dengan awak media, Fachrul Razi tak menampik terlibatnya Ketua Pemuda PBL Ali Fanser Marasabessy dalam penganiayaan yang baru-baru ini terjadi.
Fachrul mengatakan, dia sepenuhnya menyerahkan seluruh proses hukum kepada Polda Metro Jaya.
"Saya serahkan seluruh proses hukumnya kepada Polda Metro Jaya. Saya juga belum terima laporan duduk perkaranya bagaimana dari Polda," ucap Fachrul.
GridPop.ID (*)