Santi mengaku saat itu tidak terlalu memikirkan tentang diagnosa dokter.
Berbagai upaya dilakukan oleh Santi dan suaminya demi buah hatinya. Selain medis, Santi juga mencoba ke berbagai pengobatan tradisional.
Menemukan secercah harapan Santi mengetahui informasi ganja bisa dimanfaatkan untuk medis saat masih bekerja di Bali.
Pada waktu itu, atasannya yang merupakan warga negara asing memberikan informasi tersebut. Di negara atasannya tersebut, ganja medis sudah legal.
Santi kemudian melihat foto yang dikirimkan oleh atasannya. Di foto botol tersebut terdapat tulisan cannabis.
Mengetahui di Indonesia belum legal, Santi menolak tawaran atasannya yang akan membawakan minyak ganja tersebut.
Saat berada di Yogyakarta, Santi bertemu dengan Dwi Pertiwi yang tidak lain adalah ibu dari almarhum Musa.
Dwi Pertiwi, lanjut Santi, pernah membawa Musa ke Australia untuk terapi medis. Hasilnya kondisi Musa mengalami perkembangan yang baik.
Santi selama ini telah melakukan usaha pengobatan bagi anaknya secara medis yang ada saat ini.
Namun, setelah bertahun-tahun tidak terlihat perkembangan yang signifikan terhadap kondisi Pika.
Di sisi lain, kondisi ekonomi keluarga Santi, tidak memungkinkan untuk membawa Pika keluar negeri guna menjalani terapi ganja medis.