Find Us On Social Media :

Penyakit Empty Sella Syndrome yang Serang Ruben Onsu Bisa Disembuhkan atau Tidak? Dokter Spesialis Saraf Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Kondisi Suami Sarwendah!

By Arif B, Minggu, 24 Juli 2022 | 13:33 WIB

Kondisi Ruben Onsu setelah mengidap Empty Sella Syndrome

GridPop.ID - Akhirnya terjawab sudah penyakit yang selama ini menyerang Ruben Onsu hingga harus bolak-balik rumah sakit.

Lewat kanal YouTube Trans 7 Official pada Selasa (19/7/2022), Ruben Onsu mengungkapkan dirinya idap penyakit empty sella syndrome yang sempat membuatnya dilarikan ke ICU pada awal Juni 2022 hingga dirawat beberapa waktu.

"Kemarin itu aku sudah MRI, jadi ada bercak-bercak putih di bagian otak A, dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," kata Ruben Onsu dikutip dari Tribun Kaltim.

Suami Sarwendah itu pun sempat mengungkapkan beberapa gejala empty sella syndrome yang ia alami.

"Jadi Empty Sella Syndrome ada beberapa tingkat."

"Ada yang memang dia tidak kuat dalam suhu dingin, ada juga yang penglihatannya makin lama kayak pakai kontak lens jadi dia nggak bisa lama," terangnya.

Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr Viola Maharani Sp.S pun memberikan penjelasannya soal penyakit yang menyerang Ruben Onsu.

Dikatakannya, Empty Sella Syndrome adalah suatu kondisi di mana terjadi penyusutan dari kelenjar pituitary atau hipofisis.

Secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.

Baca Juga: Selama Ini Ditutup-tutupi, Ruben Onsu Hampir Pingsan Saat Pandu Acara hingga Terkuak Soal Penyakit yang Diderita

Kelenjar pituitary atau hipofisis berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita. Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.

Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.