Find Us On Social Media :

Tertinggi Sepanjang Sejarah! Harga Sembako Telur Ayam di Merauke Tembus Rp 54 Ribu Per Kg Disusul Jakarta, Mendag Bakal Lakukan Ini Agar Peternak Tidak Merugi

By Lina Sofia, Sabtu, 27 Agustus 2022 | 11:32 WIB

Harga sembako telur ayama alami kenaikan parah! Mendag Zulkifli Hasan ungkap penyebabnya

GridPop.ID - Indonesia kini sedang dihadapi dengan harga sembako telur ayam naik.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, ada beberapa penyebab naiknya harga sembako telur ayam hingga capai harga tertinggi sepanjang sejarah.

Ia menyebut, penyebabnya diantaranya mulai dari afkir dini atau upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak, hingga program bantuan sosial (bansos).

Dilansir dari Kompas TV, berdasarkan data Info Pangan Jakarta, harga rata-rata telur per 24 Agustus 2022 di Jakarta sebesar Rp31.000, harga tertinggi ada di Pasar Petojo Ilir sebesar Rp35.000 dan harga terendah ada di Pasar Kendaraan SS sebesar Rp28.000 per kg.

Sedangkan untuk nasional, harga sembako rata-rata telur berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis adalah sebesar Rp31.000 per kg.

Harga tertinggi berada di Merauke sebesar Rp54.000, kemudian di Gorontalo tercatat sebesar Rp36.000 per kg.

"Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli. Jadi satu afkir dini, kedua Kemensos bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," kata Zulhas dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).

Menurut Zulhas, peternak banyak melakukan afkir dini karena sebelumnya harga sembako telur turun menjadi Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.

Rendahnya harga membuat peternak memotong ayam petelur, guna mengurangi produksi indukan agar tidak bertelur dan menjadi bibit ayam.

Baca Juga: Diprediksi Berlanjut Sampai September, Penyebab Harga Sembako Telur Ayam Naik Diungkap Peternak, Singgung Adanya Dugaan Pemain Besar!

Zulhas menyatakan, pihaknya akan segera memanggil pelaku usaha pada tingkat peternakan petelur "day old chicken" (DOC).

"Mudah-mudahan tiga minggu sampai satu bulan mendatang sudah mulai turun lagi tapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat tapi peternaknya tidak rugi," ujarnya.