"Saya sempat bilang kenapa? Setelah itu apa yang kamu rasakan? Saya melihat bapak memang guncang."
"Saya melihat bapak me nangis. Enggak biasa gitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana," paparnya menirukan perkataan Bripka RR.
Setelah itu, Bripka RR pun memanggil Bharada E untuk menghampiri Ferdy Sambo, sementara dirinya tetap berada di lantai bawah.
"Jadi yang terpikir sama RR, 'apa benar kejadian ini? Kemudian apa yang dia lakukan? Apakah benar-benar mau ditembak? Apakah tidak perlu diklarifikasi dulu terhadap Yoshua?' Itu yang ada di pikirannya sambil duduk di bawah, sementara RE sudah naik ke atas," jelasnya lagi.
Kemudian tak berselang lama, lanjut dia, muncul Putri Candrawathi yang mengajak para ajudan untuk ke rumah dinas di Duren Tiga.
Bripka RR pun tak menaruh curiga bahwa Brigadir J akan dieksekusi di rumah dinas tersebut.
Sebab, mereka pergi ke rumah dinas bersama-sama, yakni Putri Candrawathi, Kuwat Maruf, Brigadir J, Bharada E, dan Bripka RR.
Saat tiba di rumah dinas pun, Bripka RR dan Brigadir J tidak naik ke lantai atas.
Tak lama kemudian ia diminta oleh Kuwat Maruf untuk memanggil Brigadir J dan menemui Ferdy Sambo.
Bripka RR, Brigadir J dan Kuwat Maruf kemudian berjalan beriringan dari halaman rumah.
Namun setibanya di pintu masuk, Brigadir J dan Kuwat Maruf masuk terlebih dahulu ke dalam rumah tersebut.