Find Us On Social Media :

'Nggak Berani Nggak Kuat Mental', Bripka RR Cerita Jika Ferdy Sambo Nangis Ungkit Soal Pelecehan, Murka hingga Putuskan Habisi Brigadir J

By Luvy Octaviani, Minggu, 11 September 2022 | 14:31 WIB

Ferdy Sambo, Brigadir J, Bripka RR

GridPop.ID - Bripka RR atau Ricky Rizal kini tengah menjadi pusat perhatian karena dikabarkan tak lagi mengikuti skenario Ferdy Sambo.

Diketahui, Bripka RR disebutkan mulai berkata jujur terkait peristiwa penembakan Brigadir J.

Bripka RR pun terbukti lolos uji lie detector.

Dilansir dari laman kompas.com, empat dari lima tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua dan satu orang saksi baru-baru ini menjalani uji poligraf atau pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector).

Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf menjalani pemeriksaan pada Senin (5/9/2022).

Hasilnya, ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

"Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).

Tak hanya itu, Bripka RR lewat kuasa hukumnya yakni Erman Umar menceritakan soal tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

Erman Umar mengungkap Ferdy Sambo sempat me nangis di depan Bripka RR sebelum mengeksekusi Brigadir J.

Pasalnya, saat itu Ferdy Sambo menangis lantaran menceritakan soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan ajudannya yakni Brigadir J terhadap sang istri, Putri Candrawathi pada saat di Magelang.

Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, kemunculan Erman Umar ini seolah menandakan adanya perlawanan dari Bripka RR terhadap Ferdy Sambo.

Baca Juga: Ngakunya Bukan Uang Tutup Mulut, Ini Alasan Ferdy Sambo Janji Beri Brigadir RR Rp 500 Juta, Pengacara Keceplosan Ungkap Peran Sebenarnya sang Klien!

Ia pun blak-blakan mengurai peristiwa yang terjadi rumah pribadi Ferdy Sambo sesaat sebelum Brigadir J dieksekusi.

Menurutnya, Ferdy Sambo me nangis di depan Bripka RR sebelum akhirnya berencana membunuh Brigadir J.

Awalnya, Bripka RR dipanggil oleh Ferdy Sambo di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, setibanya dari Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 8 Juli 2022.

Saat menemui sang jenderal, Bripka RR rupanya ditanya oleh Ferdy Sambo terkait kejadian dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi di Magelang.

"Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya, 'ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang?," kata Erman Umar dilansir TribunnewsBogor.com dari Wartakota.com, Sabtu (10/9/2022).

Bahkan saat itu, menurut Erman Umar, Bripka RR melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Ferdy Sambo me nangis di depan sang ajudan.

"Dijawab 'Kamu tahu enggak?' 'Enggak tahu.' 'Ini ibu dilecehkan, dilecehkan.' Dan itu ( Ferdy Sambo) sambil nangis dan emosi. 'Saya enggak tahu, Pak'," jelas Erman Umar lagi.

Setelah menanyakan kejadian di Magelang, Ferdy Sambo yang kadung emosi pun meminta Bripka RR untuk mengeksekusi Brigadir J.

Namun permintaan Ferdy Sambo itu ditolak oleh Bripka RR, lantaran dirinya tak kuat mental mengeksekusi rekannya sendiri.

"Ya udah kalau gitu baru dilanjutin 'kamu berani nembak? Nembak Yosua?' Dia bilang 'saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental, enggak berani Pak. Ya udah kalau gitu kamu panggil Richard.' Richard di bawah, naik ke atas," ungkap Erman Umar.

Erman Umar menjelaskan, menurut Bripka RR saat itu kondiri Ferdy Sambo tampak terguncang bahkan menangis.

Baca Juga: Anaknya Jadi Penguat Sepeninggal Istri, Indro Warkop Curhat Pilu Mulai Rasakan Kesepian dan Butuh Teman Ngobrol, Sang Komedian Peringatkan Ini untuk Para Lelaki

"Saya sempat bilang kenapa? Setelah itu apa yang kamu rasakan? Saya melihat bapak memang guncang."

"Saya melihat bapak me nangis. Enggak biasa gitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana," paparnya menirukan perkataan Bripka RR.

Setelah itu, Bripka RR pun memanggil Bharada E untuk menghampiri Ferdy Sambo, sementara dirinya tetap berada di lantai bawah.

"Jadi yang terpikir sama RR, 'apa benar kejadian ini? Kemudian apa yang dia lakukan? Apakah benar-benar mau ditembak? Apakah tidak perlu diklarifikasi dulu terhadap Yoshua?' Itu yang ada di pikirannya sambil duduk di bawah, sementara RE sudah naik ke atas," jelasnya lagi.

Kemudian tak berselang lama, lanjut dia, muncul Putri Candrawathi yang mengajak para ajudan untuk ke rumah dinas di Duren Tiga.

Bripka RR pun tak menaruh curiga bahwa Brigadir J akan dieksekusi di rumah dinas tersebut.

Sebab, mereka pergi ke rumah dinas bersama-sama, yakni Putri Candrawathi, Kuwat Maruf, Brigadir J, Bharada E, dan Bripka RR.

Saat tiba di rumah dinas pun, Bripka RR dan Brigadir J tidak naik ke lantai atas.

Tak lama kemudian ia diminta oleh Kuwat Maruf untuk memanggil Brigadir J dan menemui Ferdy Sambo.

Bripka RR, Brigadir J dan Kuwat Maruf kemudian berjalan beriringan dari halaman rumah.

Namun setibanya di pintu masuk, Brigadir J dan Kuwat Maruf masuk terlebih dahulu ke dalam rumah tersebut.

Baca Juga: 'Nggak Ada yang Kayak Glenn Lagi', Pantas 2 Tahun Masih Betah Menjanda, Ternyata Mutia Ayu Masih Sering Ditemui Mendiang Suami dalam Mimpi

Sementara Bripka RR harus melepas sepatu yang ia kenakan terlabih dahulu.

"Jadi jalan lah Si Kuwat beriring-iringan dengan Yosua. Terakhir, paling duluan Yosua," kata Erman Umar.

Namun saat menyusul keduanya masuk ke dalam rumah, Bripka RR pun langsung kaget dengan apa yang ia lihat di dalam rumah.

Di sana dirinya melihat rekan sesama ajudannya itu sudah ditembak oleh Bharada E.

"Si RR dia pakai sepatu, buka sepatu, jadi ada jeda. Tapi pas dia di dalam, dia udah langsung kejadian tembak itu. Menembak," kata Erman Umar lagi.

Saat penembakan itu terjadi, Bripka RR juga mengaku melihat Ferdy Sambo dan Kuwat Maruf turut menyaksikan penembakan terhadap Brigadir J.

"Pada saat kejadian dia melihat, entah berapa kali dia udah enggak ingat, apakah tiga kali Richard menembak."

"Sambo agak ke samping, Si Kuwatnya di belakang Sambo, Si Ricky-nya posisinya agak di belakang Richard," beber Erman.

GridPop.ID (*)