Find Us On Social Media :

Harga Sembako Beras di Semarang Naik, Segini Selisihnya dari Kemarin!

By Arif B, Selasa, 27 September 2022 | 12:32 WIB

Gambar ilustrasi - harga beras.

GridPop.ID - Harga sembako beras di Semarang mengalami kenaikan.

Kenaikan harga sembako beras salah satunya terlihat di Pasar Kembangsari, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Segini selisih harga sembako beras hari ini, Selasa (27/09/2022), dibanding kemarin.

Pedagang sembako, Warti mengatakan banyak bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga sejak naiknya harga BBM.

Seperti halnya beras jenis RD, untuk harga satu karung beras seberat 25 kilogram mencapai Rp 270 ribu per karung.

Harga sebelum hanya Rp 250 ribu per karung.

“Beras ukuran 5 kilogram juga naik, sebelumnya Rp 50 ribu per 5 kilogram sekarang mencapai Rp 56 ribu per 5 kilogram,” kata Warti kepada Tribunjateng.com, Senin (26/9/2022).

Warti mengaku tepung terigu juga mengalami kenaikan harga per kilogramnya.

Harga tepung terigu sebelumnya hanya Rp 9 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 11 ribu per kilogram.

Baca Juga: Harga Sembako Minyak Goreng Berhasil Turun, Mendag Zulkifli Hasan Bangga Koar-koar di 100 Hari Masa Jabatannya

Selain beras dan tepung terigu, ada bahan kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga seperti halnya telur ayam yang semula mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

“Sekarang harga telur ayam turun sampai Rp 25 ribu per kilogram,” jelasnya.

Naiknya harga BBM tidak berimbas pada gula pasir dan minyak goreng.

Harga gula pasir saat ini masih stabil di angka Rp 13 ribu per kilogram.

Untuk minyak goreng subsidi juga stabil, harga per liternya Rp 14 ribu.

“Untuk minyak goreng sovia dan sunco harganya di angka Rp 17.500 sampai Rp 22.000 per liternya,” ungkapnya.

Warti menambahkan dengan naiknya harga BBM dan bahan kebutuhan pokok sangat berdampak baginya.

“Sejak harganya naik semua yang beli jadi sepi, para tengkulak juga tidak ada yang datang buat beli,” paparnya.

Dirinya berharap agar harga kebutuhan pokok dan BBM seperti dulu lagi.

Baca Juga: Harga Sembako Minyak Goreng Kemasan Hari Ini, Senin 26 September 2022, Ada Diskon?

“Dengan naiknya harga tersebut sangat menyulitkan kami para pedagang dan pembeli karena harganya sangat tinggi,” katanya.

Sementara itu, pembeli, Mamik menjelaskan bahwa dengan naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok membuat pengeluarannya bertambah dan tidak mengurangi pembelian.

“Kalau saya sebagai ibu rumah tangga saat beli bahan kebutuhan tidak saya kurangi, kalau di kurangi pembeliannya nanti rasa makanannya juga kurang sedap,” kata Mamik.

Sebagai tambahan informasi seperti yang dikutip dari Kontan.co.id, stok beras saat ini tengah menipis. 

Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kepala Devisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog, Budi Cahyanto.

Menurut Budi, hal ini dikarenakan permintaan pasar akan beras medium Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sedang tinggi hingga 10 ribu ton per hari di seluruh Indonesia.

"Namun kami juga terus lakukan serapan terutama di daerah sentra produksi yang sedang panen misalnya di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Merauke," terang Budi, Senin (26/9). 

Meski demikian Budi mengatakan bahwa stok beras hingga akhir tahun 2022 cukup. Saat ini Bulog masih memiliki cadangan beras 800 ribu ton.

Sementara menurut Budi, kebutuhan bulanan beras terutama pada masyarakat miskin atau rentan pangan adalah 190 ribu ton per bulan. Dan biasanya pemerintah menetapkan ketahanan minimum itu 3 bulan, maka dapat diasumsikan total kebutuhan 600 ribu ton.

Baca Juga: Janji Pemerintah Produksi Minyak Goreng Murah Mulai Oktober, Harganya Start Rp 14.000, Bisa Dibeli di Sini!

"Bulog saat ini masih memiliki stok 800 ribu ton. Dengan penyerapan yang terus berjalan, harapannya hingga akhir tahun stok beras masih tetap 800 ribu ton," terang Budi.

Dengan stok yang ada saat ini, Bulog masih belum mendapatkan penugasan untuk impor beras. Namun jika pada nantinya pemerintah memberikan wewenang, Bulog siap menerima penugasan tersebut.

"Terkait impor mengingat regulasi ada di Pemerintah, kami menunggu saja jika sewaktu - waktu di tugaskan," tutur Budi.

Selanjutnya terkait dengan adanya potensi gagal panen karena La Lina, antisipasi dari Bulog adalah menyerap padi secepat mungkin pada masa panen raya. Sehingga dampak curah hujan tinggi harapannya tidak banyak berpengaruh ke padi yang ditanam pada periode Oktober - Maret.

Baca Juga: Harga Sembako Tepung Terigu Terus Merangkak Naik Tembus Rp 269.500

GridPop.ID (*)