Find Us On Social Media :

Wajib Tampil Necis dengan Baju Branded, Komunitas Ini Tak Peduli Meski Tinggal di Kawasan Kumuh, Profesinya Tuai Sorotan

By Ekawati Tyas, Senin, 10 Oktober 2022 | 16:32 WIB

Mereka adalah La Sape atau dikenal dengan Sapeur.

GridPop.ID - Komunitas ini bisa dibilang tak lazim.

Bagaimana tidak, anggota komunitas mengutamakan penampilan dan tak mempedulikan mereka tinggal di kawasan kumuh.

Melansir intisarionline.com, komunitas ini dikenal dengan nama Sapeur, La Sape, atau Sapology Societe des Ambianceurs et des Personnes Elegantes (Society of Tastemakers dan Elegant People).

Mereka berbasis di kawasan kumuh Republik Kongo, di kota Brazzaville.

Mereka biasa berkumpul dalam balutan pakaian branded, memakai tongkat, dan merokok cerutu di jalan-jalan.

Biasanya, pakaian yang dikenakan nampak berwarna-warni.

Bahkan sekelas dengan orang-orang kelas atas seperti Guci, Luis Vuitton, Balenciaga, dll.

Mereka yang mengidolakan gaya fashion tertinggi ternyata berharap dengan kehidupan yang lebih baik.

Cara hidup pada Sapeur merupakan bagian dari apa yang mereka sebut “ilmu biologi” yang tidak dapat ditegaskan sebagai agama, aliran pemikiran atau gerakan politik.

Baca Juga: Outfit Tetap On Meski Statusnya Tersangka, Tas Jinjing Branded Seharga Puluhan Juta Milik Putri Candrawathi Jadi Sorotan Saat Proses Rekonstruksi

Praktek sapologi adalah suatu bentuk pelarian, yang oleh banyak pengamat dikatakan memungkinkan mereka untuk melupakan kemiskinan yang melumpuhkan dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Adapun jas dan cerutu merupakan simbol kemewahan dan kekayaan.