GridPop.ID - Suami satu ini hanya mau enaknya saja, setelah hamili istrinya dan lahirkan 44 anak justru minggat.
Kisah menyayat hati ini dialami oleh seorang wanita bernama Mariam Nabatanzi (39).
Melansir GridHot.ID via intisarionline.id, Mariam harus banting tulang menghidupi anak-anaknya usai sang suami pergi begitu saja.
Wanita yang berasal dari Uganda ini dulu saat usianya menginjak 36 tahun telah dikaruniai 44 anak.
Tapi, sang suami memilih untuk minggat setelah mendapatkan 44 anak lantaran tak mau repot mengurusi mereka.
Diketahui bahwa Mariam menikah saat ia masih berusia 12 tahun.
Sedangkan si suami sudah berusia 44 tahun.
Melansir Oddity Central via Grid.ID, Mariam menikah atas dasar terpaksa.
Sebab, sang ibu tiri ingin membunuhnya.
Alhasil ia pun terpaksa menikah.
Istilahnya "keluar kandang buaya, masuki kandang singa", Mariam malah sering disiksa oleh suaminya.
Satu tahun setelah menikah, Mariam melahirkan anak kembar pertamanya.
Kemudian, secara berturut-turut Mariam terus melahirkan anak lagi.
Saat ia berusia 23 tahun, Mariam telah memiliki 2 anak.
Mariam bukannya enggan berhenti memiliki buah hati.
Hal ini lantaran dokter bilang jika pil KB malah akan membahayakan nyawa Mariam.
Dokter Ahmed Kikomeko dari Rumah Sakit Umum Kawempe menjelaskan, tindakan kontrasepsi tidak hanya mengancam sistem reproduksi Mariam,namun juga hidupnya.
"Saya diminta untuk membiarkan siklus saya. Namun saya sempat mencoba Peralatan Inter Uterine (IUD).
Namun saya malah muntah tak henti-hentinya dan koma satu bulan," kenang Nabatanzi.
Hidup Mariam semakin runyam tatkala suaminya malah pergi minggat usai kelahiran anaknya yang ke-44.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya membuat saya menderita," kata Mariam.
"Sepanjang hidup saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang," tambah dia.
Setiap hari ia banting tulang mencari uang.
Semua pekerjaan ia lakukan demi para buah hatinya.
"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam.
Lantaran kondisi perekonomian yang begitu sulit, anak tertua Mariam yakni Ivan Kibuka terpaksa berhenti sekolah dan membantunya cari uang.
"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah.
Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," kata Ivan (23).
Masalah Mariam saat ini adalah menyediakan rumah yang lebih luas untuk anak-anaknya.
"Saya sudah mengajarkan tanggung jawab orang dewasa kepada mereka sejak dini," kata Mariam.
"Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan," pungkasnya.
Dokter Charles Kiggundu dari Rumah Sakit Mulago Kampala berkata, meyakini kesuburan Nabatanzi yang begitu ekstrem merupakan faktor genetik.
"Kasusnya adalah hiper-ovulasi (melepaskan beberapa telur dalam satu siklus) sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak kembar," terang Kiggundu.
GridPop.ID (*)