"PR jangan membebani anak-anak. Nantinya, PR siswa akan lebih kepada kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka," kata Eri.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menindaklanjuti instruksi Wali Kota soal pembentukan karakter tersebut.
Selain mengurangi PR siswa, jam akademik juga berkurang.
Selain akademik, siswa di Surabaya nantinya juga akan mendapatkan pendalaman karakter selama dua jam di sekolah.
“Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak - anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” imbuh Yusuf.
Selanjutnya, PR siswa di tingkat SD dan SMP bisa dilakukan melalui kelas pengayaan.
"Seluruhnya selesai di sekolah. Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR,” ujarnya.
Nantinya, para siswa diharapkan bisa lebih aktif, mandiri, dan berani memberikan pendapat, sehingga akan sekaligus menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa.
“Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respon dari teman - teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa,” katanya.
Rencananya, wacana ini akan mulai berlaku pada 10 November 2022 nanti.
Baca Juga: HARGA Sembako Telur Hari Ini Selasa 25 Oktober 2022, di Daerah Ini Terpantau Stabil
GridPop.ID (*)