Find Us On Social Media :

Nadiem Makariem Sambut Baik Wacana Penghapusan PR Siswa SD dan SMP di Surabaya, Ini Alasannya!

By Arif B, Rabu, 26 Oktober 2022 | 07:02 WIB

Nadiem Makarim bicara soal wacana dihapuskannya PR untuk siswa SD dan SMP.

GridPop.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengeluarkan wacana penghapusan pekerjaan rumah (PR) untuk siswa SD dan SMP.

Wacana penghapusan PR ini pun disambut baik oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Nadiem Makarim mengatakan jika banyaknya PR hanya akan memberatkan siswa SD maupun SMP.

"Tidak perlu ada PR rutin, seperti tugas dari LKS (lembar kerja siswa). Itu sangat mengambil waktu," ucap dia saat ditemui di Pontianak, Senin (24/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

Sekolah, kata dia, seharusnya bisa menyesuaikan minat dan bakatnya masing-masing dari siswa SD.

"Jadi yang menurut mereka interest saja, terutama ini untuk siswa SD," tegas dia.

Nadiem menyebut, PR yang diberikan kepada siswa itu harus ringan, seperti meningkatkan kapasitas membaca.

"Karena PR merupakan bagian dari project, kalau tidak ambil ekstrakurikuler, mereka pasti senang," tutur dia.

Meski menyambut baik rencana penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP di Surabaya, tetapi keputusan itu dikembalikan lagi ke masing-masing pemerintah daerah (Pemda), seperti yang dilakukan di Surabaya.

Baca Juga: NGERI! Pekerja Konstruksi Temukan Bungkusan yang Isinya Bikin Merinding, Gercep Lapor Polisi dan Begini Faktanya

Seperti yang diberitakan Surya.co.id, sebagai ganti ditiadakannya PR, siswa akan mendapatkan pendalaman karakter.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan hal ini akan mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.

"PR jangan membebani anak-anak. Nantinya, PR siswa akan lebih kepada kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka," kata Eri.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menindaklanjuti instruksi Wali Kota soal pembentukan karakter tersebut.

Selain mengurangi PR siswa, jam akademik juga berkurang.

Selain akademik, siswa di Surabaya nantinya juga akan mendapatkan pendalaman karakter selama dua jam di sekolah.

“Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak - anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” imbuh Yusuf.

Selanjutnya, PR siswa di tingkat SD dan SMP bisa dilakukan melalui kelas pengayaan.

"Seluruhnya selesai di sekolah. Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR,” ujarnya.

Baca Juga: FATAL! 4 Kesalahan Saat Semprot Parfum Ini Kerap Dilakukan, Bukannya Wangi Malah Aromanya Mudah Hilang

Nantinya, para siswa diharapkan bisa lebih aktif, mandiri, dan berani memberikan pendapat, sehingga akan sekaligus menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa.

“Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respon dari teman - teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa,” katanya.

Rencananya, wacana ini akan mulai berlaku pada 10 November 2022 nanti.

Baca Juga: HARGA Sembako Telur Hari Ini Selasa 25 Oktober 2022, di Daerah Ini Terpantau Stabil

GridPop.ID (*)