GridPop.ID - Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjadi sorotan publik setelah keduanya terbukti terlibat dalam pembunuhan Brigadir J.
Proses persidangan kasus pembunuhan Brigadir J pun masih terus dilakukan hingga saat ini.
Terbaru, terkuak fakta jika Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo ternyata pisah rumah.
Dilansir oleh kompas.com, dalam persidangan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) terungkap fakta bahwa terdakwa Ferdy Sambo jarang tinggal serumah dengan istrinya, Putri Candrawathi.
Selain itu, ajudan juga mengurus kebutuhan Sambo setiap hari, seperti seragam dan lainnya. Keterangan itu disampaikan oleh mantan ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer, saat menjadi saksi dalam sidang terdakwa kasus pembunuhan Yosua, Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal Wibowo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (10/11/2022).
Romer menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum terkait lokasi tinggal mantan atasannya.
Ferdy Sambo, kata dia, selama ini tinggal terpisah dari Putri. Menurut Romer, Sambo lebih sering tinggal di rumah pribadi yang berada di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Rumah Sambo di Jalan Bangka beberapa waktu lalu pernah digeledah oleh tim khusus (Timsus) Polri saat penyidikan kasus pembunuhan Yosua. Romer mengatakan, Putri tinggal di rumah pribadi di Jalan Saguling.
Rumah di Jalan Saguling dan di Jalan Bangka merupakan milik pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Sementara itu, tempat kejadian perkara pembunuhan Yosua berada di rumah dinas Ferdy Sambo yang terletak di Kompleks Polri, Duren Tiga.
Jarak antara rumah Sambo di Saguling dan rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga hanya sekitar 300 meter.
Menurut Romer, Putri hanya sesekali datang ke rumah Sambo di Jalan Bangka pada acara tertentu.
"Pernah (Putri ke rumah Bangka), kalau ada acara," kata Romer.
Menurut Romer, Ferdy Sambo tidak setiap hari pulang ke rumah pribadi di Jalan Saguling yang ditinggali Putri Candrawathi.
"Setiap Pak FS ke Bangka itu sendiri? Ibu di Saguling?" tanya jaksa.
"Iya, Bapak sendiri pulang dari kantor," jawab Romer.
Jaksa kemudian mempertanyakan jika Putri tidak tinggal serumah, lantas siapa yang menyiapkan kebutuhan hingga seragam Sambo setiap hari.
"Biasanya langsung ajudan. Habis itu berangkat tergantung, Pak. Kalau kegiatannya apa. Kalau tidak kegiatan apa-apa, langsung ke kantor. Biasanya juga kita ke Saguling dulu," ujar Romer.
Perihal Sambo dan Putri yang tidak tinggal serumah juga sempat dipaparkan oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E), yang juga menjadi salah satu terdakwa dalam perkara itu.
Dalam persidangan pada 31 Oktober 2022, Eliezer mengungkapkan, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah pisah rumah selama setahun.
Eliezer menyebutkan, Sambo dan Putri hanya bertemu saban akhir pekan. Dia menyampaikan hal itu menanggapi kesaksian Susi, ART Ferdy Sambo, dalam sidang.
"Saudara saksi (Susi) mengatakan Pak FS lebih sering di Saguling dan saudara saksi sering menyediakan sarapan untuk Saudara FS," ujar Eliezer.
"Faktanya, Saudara FS ini lebih sering di kediaman di Bangka untuk Sabtu-Minggu baru balik ke Saguling," ucap Eliezer.
Ajudan Putri Semuanya Laki-laki
Sementara mengutip dari laman tribunnews.com, Susi yang dihadirkan dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Bharada E atau Richard Eliezer memberikan jawaban yang kerap berbeda-beda dan membingungkan hakim.
Namun satu pertanyaan yang membuat hakim cukup heran.
Adalah hakim anggota Morgan Simanjuntak mempertanyakan mengapa tidak ada ajudan Putri Candrawathi yang berjenis kelamin perempuan.
Susi yang merupakan asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo dan Putri ini mengakui semua ajudan istri Ferdy Sambo itu berjenis kelamin laki-laki.
"Setahu hakim, ajudan istri jenderal itu sebenarnya harus perempuan juga, harus perempuan. Itu kalau di militer begitu. Entah lah di kepolisian. Ajudan istri jenderal jadi laki-laki," ungkap hakim Morgan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022) dipantau dari tayangan Breaking News Kompas.TV.
Hakim lantas bertanya kepada Susi.
"Ada ajudan PC yang perempuan nggak?"
"Nggak ada Yang Mulia, laki-laki semua," jawab Susi.
Hakim mengatakan pertanyaan yang ia ajukan kepada saksi tersebut penting untuk menggali motif dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Baca Juga: Beri Kesaksian Berubah-ubah saat Diperiksa, Mantan Ajudan Ferdy Sambo: Takut Sama Bapak
GridPop.ID (*)