"Aku udah lama banget bersyukur dan sangat bersyukur tapi, ada waktunya kapan aku harus menyerah."
"Kapan aku harus tidak memperjuangkan itu lagi. Nanti kebuka sendiri kok," sambung Septi.
Pasalnya selama ini ia merasa sudah setia menjaga cinta mereka.
Bak air susu dibalas dengan air tuba, Putra justru melukai kesetiaannya.
"(Aku) udah setia tapi malah akunya disakitin," ungkap Septi.
Kini Septi hanya ingin fokus dalam merawat anak-anaknya.
Untuk itu Septi harus menjaga kewarasannya.
"Kewarasan aku tuh lebih penting, karena aku pengen ngerawat anak-anak aku."
"Akunya waras dulu akunya sehat dulu. Kalau akunya sendiri gak sehat gak waras gimana aku bisa ngedidik anak aku?"
"Ngejagain anak aku, gimana anak aku bisa sehat lihat ibunya gila atau ibunya stress, gimana perkembangan dia?" lanjut Septi.
Bagi Septi, lebih baik ia merawat anak-anaknya sendiri daripada harus bersama Putra.