Find Us On Social Media :

Perawat Cantik Bunuh 20 Orang Pasien Setelah Campurkan Infus dengan Disinfektan, Motifnya Bikin Syok

By Luvy Octaviani, Kamis, 20 April 2023 | 11:17 WIB

perawat

GridPop.ID - Perawat seharusnya bertugas merawat pasien.

Perawat juga sangat dibutuhkan di berbagai fasilitas kesehatan.

Dilansir dari laman tribunbanten.com, perawat adalah sebuah profesi.

Di Indonesia sendiri, dibutuhkan pendidikan keperawatan dan sertifikasi berupa Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti tertulis dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) untuk bisa menjadi perawat.

Untuk mendapatkan STR, seorang calon perawat harus mengikuti program pendidikan keperawatan, yaitu Diploma 3 (D3) Keperawatan selama tiga tahun dan Sarjana (S1) selama enam tahun.

Perawat bisa lanjut mengambil pendidikan Magister (S2) untuk mengambil gelar spesialis keperawatan.

Beberapa waktu lalu, kelakuan perawat ini jadi sorotan.

Bukannya merawat pasiennya, dirinya justru membunuh mereka.

Motifnya pun bikin syok.

Baca Juga: Ngamuknya Kumat, Yudo Andreawan Gebrak Meja saat Diperiksa di RS Polri hanya karena Minta Hal Ini

Pada Selasa (9/11/21) seorang mantan perawat telah membunuh 3 orang pasien.

Karena hal ini, ia pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan Jepang.

Dilansir oleh suar.id dari TribunWow.com, Ayumi Kuboki mencampur infus pasien dengan disinfektan dan diduga telah membunuh 20 orang selama 2 bulan.

Bahkan, dalam persidangannya, ia akui membunuh pasien berusia 70-an dan 80-an pada 2016 lalu.

Sebelumnya, wanita 34 tahun ini mengatakan pada polisi kalau ia mungkin telah membunuh 20 orang hanya dalam waktu 2 bulan.

Meski begitu, selama persidangan ini ia enggan memberikan komentar apapun terkait pengakuannya ini.

Menurut media NHK, hakim ketua di pengadilan distrik Yokohama mengatakan telah mempertimbangkan untuk menjatuhkan hukuman mati bagi Kuboki.

Meski begitu, ia ragu karena mantan perawat ini menyesali perbuatannnya.

“Dia bilang dia menyesali (tindakannya) dan ingin membayar kejahatannya. Ada kemungkinan hukumannya akan diubah, dan saya ragu untuk memilih hukuman mati,” kata hakim itu dikutip dari AFP, Selasa (9/11/2021).

Baca Juga: Panik Saat Masuk Ruang Operasi, Ifan Seventeen Ungkap Cara Unik Dokter Tangani Dirinya dengan Putarkan Lagu Ini

Salah satu putra korban pun akui tak puas dengan keputusan ini.

“Dia membunuh orang yang tidak bersalah demi kepuasan sendiri dan dia tidak dihukum mati. Itu salah,” katanya.

Sebenarnya jaksa telah menuntut hukuman mati untuk Kuboki.

Namun, pengacara wanita ini dilaporkan menyebit kliennya ini menderita depresi gegara stres atas kematian pasien yang ditangani dan kapasitas mentalnya terganggu.

Kuboki sendiri mengatakan kalau ia tak ingin disalahkan oleh anggota keluarga korban ketika ada yang salah terjadi pada pasiennya saat dirinya bertugas selama di pengadilan.

Ia akui merasa lega ketika salah satu korbannya ini meninggal.

“Saya ingin menghindari tuduhan kelalaian anggota keluarga jika pasien meninggal dalam pengawasan saya,” kata Kuboki, dikutip dari The Straits Time, Selasa (9/11/2021).

“Saya membuatnya sedemikian rupa sehingga mereka mati ketika saya tidak bertugas.”

Untuk diketahui, Kuboki ini ditangkap pada 2018 silam.

Baca Juga: Kronologi Ibu Hami Meninggal Dunia Usai Ditolak Melahirkan di RSUD Subang, Perawat sempat Acuhkan Pasien

Penasehat hukumnya pun memohon hukuman penjara seumur hidup dibandingkan hukuman mati karena alasan kondisi mental kliennya yang tak stabil.

“Motifnya sangat egois, dan dengan melakukan itu, dia menunjukkan ketidakpedulian yang sangat kuat terhadap kesucian hidup,” kata Hakim Ketua Kazunori Karei.

Hakim pun memutuskan Kuboki bertanggungjawab atas kematian Sozo Nishikawa (88), Nobuo Yamaki (88) dan Asae Okitsu (78).

Nishikawa dan Yamaki ini menderita sakit yang parah dan diperkirakan cuma dapat bertahan hidup selama beberapa minggu.

Sedangkan, Okitsu dirawat di rumah sakit karena sakit siku dan lutut kanannya terluka usai terjatuh serta diperkirakan akan segera dipulangkan.

Kendati dakwaan pada Kuboki ini difokuskan pada 3 korban ini, masih ada setidaknya 20 pasien diduga meninggal dibawah perawatannya.

Polisi sendiri mengatakan selama penyelidikan kalau sulit untuk memastikan penyebab passti kematian banyak korban lanjut usia yang jenazahnya dikremasi.

Ada 48 orang meninggal selama 3 bulan saat Kuboki ini bekerja di rumah sakit.

Pejabat ruymah sakit awalnya tak curiga, namun seorang perawat melihat adanya gelembung dalam infus yang diperuntukkan bagi pasien. GridPop.ID (*)

Baca Juga: Akibat Kelalaian Perawat, Jari Kelingking Bayi 8 Bulan Terpotong hingga Putus, Begini Kondisinya Sekarang