GridPop.ID - Apakah kamu dan pasangan sudah jarang melakukan hubungan intim?
Kalau iya, kamu wajib simak artikel soal hubungan intim berikut ini sampai akhir.
Sebab, ada 3 hal buruk yang akan kamu dan pasangan terima jika berhenti melakukan hubungan intim.
Apa saja?
Mari simak selengkapnya!
Manfaat melakukan hubungan seksual dengan pasangan bukan hanya untuk meningkatkan keintiman di antara keduanya.
Selain memiliki manfaat untuk hubungan mereka yang menjalaninya, melakukan hubungan intim juga berdampak baik untuk tiap individu.
Akan tetapi, ada pula pasangan yang justru jarang atau bahkan enggan melakukan hubungan intim.
Ada berbagai macam alasan yang melatarbelakanginya.
Namun, kamu perlu tahu bahwa ada hal-hal yang akan terjadi jika kamu sampai berhenti melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
Melansir laman Times of India, inilah 3 yang akan terjadi jika kamu dan pasangan sampai berhenti berhubungan intim.
1. Perubahan dalam hubungan
Ketika kamu dan pasangan melakukan hubungan seksual setidaknya satu minggu sekali, ini bisa dikaitkan dengan membangun ikatan.
Namun jika kamu dan pasangan berhenti melakukan hubungan intim, ini bisa membuat hubunganmu berantakan.
Tingkat frustasi akan meningkat dan kamu bisa merasa jengkel.
2. Rasa sakit dan nyeri
Tidak banyak yang menyadari bahwa tiba-tiba menghentikan hubungan seksual bisa menjadi alasan di balik rasa sakit dan nyeri.
Contohnya, ketika kamu tidak berhubungan seksual juga dapat menyebabkan peningkatan kram menstruasi dan nyeri artritis.
3. Menimbulkan kecemasan
Melakukan hubungan seksual dengan pasangan kerap dinilai dapat meredakan stres.
Sementara, jika kamu berhenti melakukan hubungan seksual, bisa dikatakan kamu akan mengalami kecemasan berlebih.
Ternyata, berhenti melakukan hubungan seksual akan berpengaruh pada tingkat gairah seksual seseorang, lho.
Pasalnya, kehidupan seks yang aktif seringkali membuat orang merasa lebih bahagia.
Nah, itulah 3 hal tadi akan terjadi jika kamu berhenti melakukan hubungan intim secara tiba-tiba dengan pasangan.
Meskipun, terlalu sering melakukan hubungan seksual dengan pasangan juga bukan pilihan tepat.
Sebelum memutuskan untuk berhubungan seksual, lebih baik pertimbangkan tiga hal di atas, ya!
Manfaat hubungan intim bagi kesehatan mental
Selain manfaat untuk kesehatan fisik, hubungan intim yang sehat juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental seseorang.
Berikut adalah tiga manfaat hubungan intim untuk kesehatan mental:
- Meningkatkan perasaan kebahagiaan dan kepuasan
Aktivitas seksual yang sehat dapat merangsang pelepasan hormon endorfin dalam tubuh, yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan".
Endorfin dapat meningkatkan perasaan senang, mengurangi stres, dan meningkatkan mood secara keseluruhan.
Hubungan intim yang positif dan memuaskan dapat memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam pada pasangan.
Baca Juga: 3 Penyakit Mengerikan Ini Ternyata Bisa Sembuh dengan Melakukan Hubungan Intim, Apa Saja?
- Meningkatkan ikatan emosional dan keintiman
Hubungan intim yang sehat melibatkan interaksi fisik, emosional, dan psikologis antara pasangan.
Kegiatan ini dapat memperkuat ikatan emosional, meningkatkan rasa saling percaya, dan memperkuat hubungan antara pasangan.
Keintiman yang diperoleh melalui hubungan intim yang bermakna dapat memberikan dukungan emosional, meningkatkan perasaan keamanan, dan mengurangi risiko depresi atau kecemasan.
- Mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi
Hubungan intim yang sehat dapat memberikan efek relaksasi dan membantu mengurangi stres.
Selama aktivitas seksual yang menyenangkan, tubuh melepaskan hormon seperti oksitosin dan dopamin yang dapat meredakan kecemasan dan meningkatkan perasaan relaksasi.
Selain itu, sentuhan fisik yang intim juga dapat meredakan ketegangan otot dan merangsang respons relaksasi dalam tubuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Kamu Berhenti Melakukan Hubungan Seksual, 3 Hal Ini akan Terjadi"
Sebagian artikel ini menggunakan Chatgpt (AI).
Baca Juga: Bagaimana Cara Aman Melakukan Hubungan Intim saat Menstruasi? Begini Kata Ahli
(*)