GridPop.ID - Apakah kamu penasaran hal apa yang terjadi pada otak ketika kita melakukan hubungan intim?
Ya, pasti banyak di antara kamu yang penasaran dengan jawabannya ya.
Pasalnya, saat melakukan hubungan intim, muncul perasaan yang campur aduk.
Alias emosi yang akan kita rasakan akan naik turun bak roller coaster ketika berhubungan intim.
Baik itu berhubungan intim dengan santai maupun menggebu-gebu, aktivitas ini akan berpengaruh pada efek kimia yang terjadi di otak.
"Seks itu baik," kata Jamin Brahmbhatt, MD, ahli urologi bersertifikat dan pakar kesehatan seksual.
"Mengetahui apa yang terjadi pada tubuh dan otak sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks berpotensi membuat seks menjadi luar biasa,” imbuh dia.
Pasalnya, mengetahui apa yang terjadi pada tubuh akan membuahkan pengalaman yang lebih nyaman dan lepas.
Kita bakal memahami perasaan diri sendiri, mengerti apa yang disukai, dan bagaimana meminta pasangan kita melakukannya.
Brahmbhatt menjelaskan apa yang terjadi pada otak, mulai dari saat pemanasan sampai orgasme.
Penjelasan ini dijabarkan berdasarkan asumsi wanita dapat mengalami orgasme vagina selama hubungan seksual.
Baca Juga: 10 Jenis Hubungan Intim yang Menyimpang alias Abnormal, Mulai dari Sadisme sampai Nekrofilia
Meski demikian, penelitian menunjukkan 75 persen wanita tidak pernah mencapai orgasme hanya dari hubungan seksual, dan 10-15 persen tidak pernah mencapai klimaks apa pun kondisinya.
Sebelum seks
“Saat muncul keinginan biologis untuk berhubungan seks, ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh," jelas Brahmbhatt.
"Pada pria, banyak dari kondisi ini didorong oleh testosteron. Pada wanita, proses dorongan seksual sedikit lebih kompleks,” imbuh dia.
Studi MRI menunjukkan, peningkatan aktivitas di bagian tertentu di otak sebelum berhubungan seks, khususnya, sistem limbik (pusat emosional) adalah yang pertama dipicu.
"Area otak bertanggung jawab atas ingatan, ketakutan, agresi, dan emosi lainnya," kata Brahmbhatt.
"Sebab, seks juga menyebabkan pelepasan besar dopamin -zat kimia yang bertanggungjawab atas perasaan senang- ini adalah reaksi yang mirip dengan makan makanan favorit, berjudi, menerima pujian, atau mendengarkan lagu favorit."
"Itu menjadi pengalaman indrawi yang kita cari,” imbuh Brahmbhatt.
“Semakin banyak dorongan -dalam hal ini, seks-, semakin banyak dopamin dan semakin kita terus memburunya. Jika itu membuat kita merasa baik, kita akan menginginkan lebih,” lanjut dia.
Sementara, pada wanita, tanda-tanda fisik muncul dengan dinding vagina mulai terlumasi, lalu klitoris serta jaringan di sekitarnya mulai membengkak.
Jantung pun akan mulai memompa lebih cepat, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan pernapasan.
Baca Juga: Mengapa Hubungan Intim Bisa Terasa Menyakitkan? Ternyata Kondisi Inilah yang Jadi Alasannya
“Ini adalah perubahan yang diperlukan untuk menikmati seks sepenuhnya."
"Untuk beberapa orang, itu terjadi dalam hitungan detik, dan untuk yang lain, mungkin butuh waktu lebih lama,” kata Brahmbhatt.
Selama melakukan seks
Ada peningkatan aliran darah yang dipicu oleh lonjakan oksida nitrat dalam tubuh saat berhubungan intim.
“Itulah sebabnya kamu mungkin memperhatikan bagian tubuh yang memerah. Ini juga mengapa puting menjadi lebih sensitif dan ereksi," jelas Brahmbhatt.
Bergantung pada seberapa ketat hubungan intim, maka denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan akan terus meningkat.
Dopamin dan epinefrin -hormon adrenalin, juga terus meningkat saat berhubungan seks, dan, saat mendekati klimaks, otot-otot di seluruh tubuh mulai tegang karena perubahan pada otak kecil.
Oh ya, seks juga bisa meningkatkan sistem kekebalan serta kepercayaan diri dan kreativitas.
Kesimpulan ini muncul dari sebuah studi di Wilkes University yang menunjukkan bahwa orang yang berhubungan seks 1-2 kali seminggu mengalami peningkatan imunoglobulin A sebesar 30 persen.
Nah, imunoglobulin A bertugas untuk memperkuat kekebalan.
“Penelitian telah menunjukkan seks dan meditasi menerangi area serupa di otak," kata Kim Anami, pakar seks dan hubungan holistik dan pendiri Anami Alchemia.
Baca Juga: Vagina Lecet Bikin Hubungan Intim Tak Nyaman? 8 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
"Baik seks dan meditasi membantumu merasa menyatu dengan diri sendiri dan dunia, intuisi akan diperkuat."
"Kita juga akan merasa lebih kreatif dan mampu mengatasi masalah dengan pikiran yang rileks,” imbuh Anami.
Setelah seks
Saat mencapai orgasme, hipotalamus -bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh- bekerja amat keras mempersiapkan tubuh untuk orgasme.
"Ada pelepasan oksitosin dan peningkatan dopamin saat dinding vagina mulai berkontraksi."
Faktanya, oksitosin menghilangkan kortisol -hormon stres utama pada manusia.
"Kebanyakan dari kita hidup dengan tingkat kortisol yang tinggi. Oksitosin menyeimbangkan hal ini, membuat kita merasa puas, dan rileks,” kata Anami.
“Kita bahkan mungkin memiliki refleks di tangan dan kaki. Itulah sebabnya kita mungkin mengepalkan tangan ke tempat tidur atau ke tubuh pasangan saat mencapai klimaks," tambah Brahmbhatt.
"Sensasi ini mungkin terasa seperti kehilangan kendali total, tetapi kenyataannya adalah tubuh sepenuhnya dalam kendali penuh," ujar Anami lagi.
Tubuh melepaskan serotonin dan DHEA (Dehydroepiandrosterone), yakni sejenis hormon steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal pada laki- laki dan perempuan, pada saat klimaks.
“Serotonin adalah neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan membuat kita merasa damai, dan bahagia."
"DHEA memiliki efek antidepresan dan meningkatkan kekebalan,” kata Brahmbhatt.
Intinya, jika kita meningkatkan kuota orgasme, ini akan meningkatkan mood.
Pencapaian ini akan membuat kita merasa sangat baik, meskipun secara teknis peningkatan dopamin dan oksitosin turun cukup cepat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hal yang Terjadi pada Otak Saat Bercinta, Mau Tahu?"
Baca Juga: NGILU! Alat Vital Pria Ini Patah saat Melakukan Hubungan Intim, Dokter Beberkan Penyebabnya
(*)