2. Bawa obat anti kontraksi
Ibu hamil yang sudah memasuki usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, namun ingin naik pesawat terbang diminta membawa obat anti kontraksi.
Obat itu, kata Komang, perlu dibawa untuk berjaga-jaga apabila ada kontraksi awal ataupun pendarahan.
"Kalau hamil sudah cukup besar trimester 2-3 harus ada obat anti kontraksi untuk berjaga-jaga saja, siapa tau ada pendarahan, kontraksi yang berlebihan," tuturnya.
3. Pastikan riwayat kesehatan
Komang juga menyarankan agar ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus, hipertensi, atau dengan riwayat sulit hamil agar lebih berhati-hati selama penerbangan.
Sebelum berangkat, mereka juga dianjurkan untuk melakukan konsultasi dan melakukan observasi kondisi tubuh ke dokter kandungan.
"Harus ekstra hati-hati, tapi bukan berarti tidak boleh (naik pesawat). Tapi hati-hati dalam observasi yang lebih ketat dari dokter," tutur Komang.
4. Banyak minum
Kabin pesawat, menurut Komang, adalah area yang paling kering.
Oleh karena itu, ia menyarankan ibu hamil untuk lebih banyak minum air mineral demi mencegah kemungkinan dehidrasi.
5. Tetap beraktivitas
Jika sedang dalam penerbangan jarak jauh (long-haul flight), ibu hamil dianjurkan untuk sedikit beraktivitas.
Beberapa aktivitasnya, antara lain bangun dari kursi untuk ke kamar kecil setiap dua sampai tiga jam sekali, lalu melakukan pemanasan ringan agar tubuh tidak kaku.
"Aktivitas dua jam, tiga jam bangun ke toilet biar ada aktivitas. Stretching ringan terus duduk lagi," kata dia.
6. Jangan menahan buang air kecil
Komang juga tidak menyarankan ibu hamil yang sedang naik pesawat untuk menahan buang air kecil.
Menahan buang air kecil, lanjutnya, berpotensi memunculkan infeksi saluran kemih.
"Jangan menahan kencing, paling lama empat jam harus sudah buang air kecil karena ada risiko infeksi saluran kemih," jelas dia. GridPop.ID (*)