Menurut Cross, tingkat stres yang lebih tinggi melepaskan lebih banyak hormon kortisol yang pada akhirnya berdampak negatif pada dorongan seks seseorang.
Dalam sebuah penelitian berskala kecil di tahun 2008, peneliti mengukur dorongan seksual dan kadar kortisol 30 orang wanita sebelum dan sesudah menonton film erotis.
Mereka menemukan bahwa wanita yang mengalami penurunan kortisol memiliki dorongan seks yang lebih tinggi.
"Meskipun seks sangat identik dengan fisik, ini sebenarnya juga sangat dipengaruhi kesehatan mental dan psikologis seseorang," ujar Cross.
6. Pergantian obat-obatan
Perubahan dorongan seks yang tiba-tiba juga bisa saja disebabkan karena berhenti menggunakan atau menurunkan dosis obat-obatan yang kamu konsumsi.
Antidepresan, khususnya, dapat berdampak negatif pada gairah seks seseorang.
Dalam sebuah laporan tahun 2016 disebutkan bahwa 40 persen orang yang mengalami disfungsi seksual dapat mengaitkannya dengan penggunaan antidepresan.
Obat lain yang dapat menghalangi dorongan seksual kamu meliputi:
- Obat antihipertensi, yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
- Obat anti mania seperti litium, dan
- Hormon seperti Lupron atau Zoladex.
Oleh karena itu, jika kamu belum lama ini menghentikan salah satu dari obat-obatan ini, mungkin saja itulah penyebab dorongan seksual yang lebih tinggi dari biasanya.
Beberapa orang bahkan sampai memilih untuk menghentikan atau mengganti obat karena sangat memengaruhi kehidupan seks mereka.
Jika hal ini menjadi masalah bagi kamu dan pasangan, pertimbangkanlah untuk berbicara dengan dokter.
Sebab, ada banyak alternatif yang aman untuk pengobatan yang memengaruhi dorongan seksual.
Namun, pada intinya, seperti jawaban atas jumlah berhubungan seks yang ideal, tidak ada tingkat dorongan seksual yang dianggap "normal".
Menurut Lewis, banyak orang terlalu sering menggunakan istilah "pecandu seks" atau "nimfomania" untuk menggambarkan seseorang yang dianggap memiliki dorongan seksual tinggi yang alami dan sehat.
Hal itu menurutnya sama dengan mempermalukan mereka yang memiliki dorongan seksual lebih.
Menemukan pasangan yang memiliki dorongan seksual sama bisa menjadi cara yang positif untuk mengeksplorasi kehidupan seks kamu.
Tetapi, jika pasangan kamu memiliki dorongan seksual yang berbeda secara fundamental, bukan berarti pula kamu dan dia adalah pasangan yang tidak cocok.
"Meski begitu jika dorongan seksual tinggi tersebut menghalangi komitmen Anda dalam pekerjaan, keluarga atau hubungan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan terapis seks positif untuk menemukan dukungan tentang cara mengelola dorongan seksual tersebut dan mengungkapkannya tanpa harus malu," ucap Lewis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dorongan Seksual Tiba-tiba Menggebu, Apakah Normal?"
Baca Juga: Termasuk Takut Lepas, Berikut 6 Kekhawatiran Istri yang Memakai KB IUD saat Hubungan Intim
(*)