GridPop.ID - Hubungan intim di masa kehamilan memang diperbolehkan.
Namun, ibu hamil juga harus tetap berkonsultasi sebelum melakukannya dengan suami.
Berhubungan intim di masa kehamilan dapat membawa banyak manfaat, baik fisik maupun mental, jika dilakukan dengan aman dan telah diizinkan oleh dokter.
Memang, beberapa ibu mungkin akan merasa kurang nyaman untuk melakukannya dan hal itu sangatlah wajar.
Melansir dari laman kompas.com, jika kamu sedang berada di masa kehamilan dan memiliki sejumlah pertanyaan seputar berhubungan intim di masa kehamilan, beberapa jawaban pertanyaan berikut mungkin bisa menjawab rasa penasaran tersebut.
1. Apakah aman dilakukan?
Singkatnya, ya. Meski begitu, kamu tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk berhubungan intim di masa kehamilan dan memastikan tidak ada komplikasi.
Alasan lain untuk mendiskusikannya dengan dokter adalah jika kamu memiliki riwayat keguguran atau berisiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran.
Jika itu masalahnya, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari seks selama beberapa bulan pertama kehamilan.
Namun jika dokter sudah memberi lampu hijau, artinya hubungan intim aman dilakukan.
2. Apakah akan terasa berbeda?
Beberapa calon ibu mungkin akan bertanya-tanya, apakah berhubungan intim ketika hamil akan terasa berbeda?
Mungkin saja, karena tubuhmu berusaha mengakomodasi hormon yang melonjak dan bentuk tubuh yang berubah dengan cepat.
Kondisi ini bisa terasa tidak nyaman dan menjengkelkan. Beberapa calon ibu akan mengalami peningkatan kepekaan akibat alat kelamin yang membesar, yang dapat mengakibatkan orgasme lebih intens.
Namun, bagi ibu lainnya, perubahan fisik mungkin justru membuat mereka merasa kurang terpuaskan daripada biasanya.
Jika kamu masuk ke dalam kategori terakhir, ada beberapa hal yang dapat dicoba, antara lain:
- Karena pada masa kehamilan vagina dan vulva lebih bengkak, pelumas dapat membantu jika mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
- Kamu dapat memanfaatkan waktu ini untuk menghidupkan suasana di kamar tidur dengan mencoba pendekatan baru, baik itu seks oral, stimulasi manual, atau posisi berbeda. Namun, jika mengalami rasa sakit, pastikan untuk menghubungi dokter.
Selain itu, beberapa perempuan hamil mungkin mengalami dorongan seks yang meningkat selama kehamilan karena tingkat estrogen yang lebih tinggi.
Sisi positifnya, aliran darah ekstra ke vulva dan payudara membuat mereka lebih sensitif, yang dapat menghasilkan sensasi dan orgasme yang lebih intens.
Namun, jika kamu mengalami penurunan gairah seks ketika hamil, hal itu juga sama normalnya. Jika kamu mengalami banyak gejala seperti mual, kelelahan atau kembung, tak masalah untuk tidak memaksakan diri melakukan hubungan intim.
Sebaliknya, kamu dapat tetap berinteraksi secara intim dengan pasangan melalui aktivitas non-seksual, seperti berpelukan, berciuman, atau mengobrol.
Baca Juga: Penyebab Gangguan Orgasme Saat Hubungan Intim, Bisa Berdampak Buruk Bagi Rumah Tangga
3. Apa posisi yang terbaik?
Posisi apapun yang nyaman untukmu selama kehamilan boleh dilakukan. Tapi, untuk mengetahuinya tentu kamu perlu bereksperimen dengan beberapa posisi baru untuk mengakomodasi pertumbuhan ukuran perut.
Selain itu, di trimester kedua pastikan kamu tidak berhubungan intim menggunakan posisi-posisi yang memberi beban pada area perut atau punggung dalam waktu lama.
Beberapa posisi seks yang baik untuk perempuan hamil, antara lain:
- Berbaring miring
Ini adalah opsi yang bagus karena menjaga beban dari punggung dan perut.
Jika kamu mengalami tekanan pada punggung bawah, selipkan bantal di antara lutut dan minta pasangan berbaring di belakangmu.
- Woman on top
Posisi ini juga tidak memberikan tekanan apa pun pada perut, serta memungkinkanmu mengontrol kedalaman penetrasi dan stimulasi klitoris.
Namun, peringatannya adalah mungkin tidak mudah bagimu dan pasangan untuk pindah ke posisi ini seiring bertambahnya masa kehamilan.
- Posisi dari belakang
Baca Juga: AWAS! Bikin Ogah Hubungan Intim, Suami Doyan Begadang Ternyata Bisa Datangkan 7 Efek Buruk Ini
Posisi ini membuat pasangan tidak perlu bermanuver di sekitar perutmu, yang lebih mudah bagi kalian berdua.
Selain itu, ada banyak cara menyenangkan yang bisa dicoba, seperti berdiri dengan tangan menempel di dinding, duduk di pangkuan pasangan atau dalam posisi merangkak.
Namun, jika memilih mencoba posisi yang terakhir pastikan lengan dan kepalamu di tempat tidur agar kamu tidak menahan semua beban pada perut.
- Misionaris
Jika ingin melakukan seks kilat, maka posisi ini bisa dicoba. Namun, ingatlah untuk menjaga berat badan pasangan tetap jauh dari badanmu.
Ingatlah pula bahwa setelah kandungan menginjak usia empat bulan, tidak baik untuk berbaring telentang dalam waktu yang lama.
4. Adakah risiko kesehatannya?
Melansir dari laman tribunnews.com, meskipun kantung ketuban dapat melindungi bayi dari organisme menular, infeksi menular seksual tetap menjadi risiko kesehatan (IMS) yang signifikan selama kehamilan.
Ada beberapa IMS yang bisa berbahaya bagi bayi, termasuk klamidia, kencing nanah, dan HIV.
Jadi, jika kamu merasa berisiko, berkonsultasilah dengan dokter untuk menjalani tes. Ini juga berlaku untuk pasangan baru.
Disarankan untuk menggunakan kondom selama kehamilan.
Untuk tindakan atau posisi seksual tertentu, jangan melakukan seks oral apa pun, di mana pasangan meniupkan udara ke dalam vagina. Kondisi ini dapat menyebabkan emboli udara yang berbahaya.
Lalu, apakah hubungan intim di masa kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur?
Tidak, jika dokter tidak mengatakan kamu memiliki risiko tinggi mengalami kelahiran prematur atau memiliki masalah plasenta.
Orgasme memang bisa menyebabkan uterus berkontraksi, namun tidak bisa memicu kelahiran.
5. Bagaimana jika terjadi pendarahan?
Apakah pendarahan ketika berhubungan intim di masa kehamilan adalah hal yang normal? Serviks yang lebih sensitif, mulut rahim yang membengkak, dan aliran darah yang meningkat secara keseluruhan ke area genital dapat menyebabkanmu mengalami bercak setelah berhubungan seks.
Meskipun itu tidak perlu dikhawatirkan, sebaiknya tetap informasikan hal itu kepada dokter agar kamu lebih merasa aman.
Jangan lupa untuk segera menghubungi dokter jika kamu mengalami rasa sakit saat berhubungan seks, kram menyakitkan yang tidak segera mereda, atau kebocoran cairan ketuban.
Frekuensi Hubungan Intim Saat Hamil
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman siloamhospitals.com, melakukan hubungan intim yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah tidak lebih dari tiga kali seminggu.
Hal ini dikarenakan berhubungan seksual saat hamil yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pada ibu hamil.
Ibu hamil juga disarankan untuk buang air kecil dan membasuh vagina sebelum maupun setelah berhubungan intim guna menghindari risiko infeksi saluran kemih. GridPop.ID (*)