GridPop.ID - Istilah viral di TikTok kali ini yang akan kita bahas adalah singkatan BDS.
Apakah kamu sering menjumpai singkatan BDS di media sosial?
Kalau iya, kamu bisa simak penjelasan apa arti BDS yang sebenarnya.
Melansir dari TribunTrends.com, BDS yang sedang viral di TikTok ini sebenarnya merupakan singkatan dari Boycott, Divestment, Sanctions.
BDS adalah gerakan yang menentang Israel dan para pendukungnya, dan saat ini mendapatkan popularitas dan dukungan di berbagai negara.
BDS adalah seruan untuk melakukan boikot, menarik investasi, dan memberikan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang terafiliasi atau mendukung Israel.
Gerakan ini menjadi wujud dukungan dari masyarakat dunia terhadap rakyat Palestina dan sebagai upaya untuk menekan Israel agar menghentikan agresi di Jalur Gaza.
Cara yang ditempuh adalah dengan menghalangi bisnis perusahaan atau organisasi yang terhubung dengan Israel.
Meskipun kampanye BDS terhadap Israel kini ramai di media sosial, gerakan ini sebenarnya telah dimulai sebelum terjadinya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023.
Gerakan ini pertama kali dicetuskan pada Juli 2005 dan diorganisir oleh Komite Nasional BDS Palestina (BNC).
Saat peluncuran kampanye BDS, lebih dari 170 organisasi dan lembaga non-pemerintah Palestina ikut berpartisipasi.
Baca Juga: Bukan Uang atau Kertas, Wanita Temukan Benda Ini di Angpao Sumbangan, Videonya Viral!
Menurut situs resmi BDS Movement, BDS kini telah menjadi gerakan global yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk serikat buruh, asosiasi akademis, dan organisasi yang membela hak-hak rakyat Palestina.
Gerakan BDS menggunakan metode boikot yang secara sejarah terbukti berhasil, terutama dengan memboikot beberapa perusahaan dan produk yang signifikan bagi Israel.
Gerakan ini terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan.
Tujuan utama kampanye BDS adalah untuk memberikan tekanan kepada Israel agar mengakhiri pendudukan atas Palestina.
Melalui boikot, gerakan ini berharap perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel akan mengakhiri keterlibatan mereka.
Selain itu, BDS berupaya meminta pertanggungjawaban dari semua perusahaan dan institusi yang mendukung penjajahan Israel di Palestina.
Jenis-jenis BDS
Secara keseluruhan, BDS Movement mengelompokkan Gerakan Boikot mereka ke dalam empat kategori, yaitu sasaran boikot konsumen, sasaran divestasi, sasaran tekanan (non-boikot), dan sasaran boikot organik.
Dalam kategori pertama, boikot konsumen, fokus utamanya adalah pada produk tertentu.
Melalui boikot konsumen, masyarakat dihimbau untuk tidak membeli produk tersebut karena catatan sejarah perusahaan pemilik produk menunjukkan dukungan terhadap Israel.
Beberapa perusahaan yang termasuk dalam kategori boikot ini mencakup Siemens, Carrefour, AXA, Hewlett Packard (HP), dan lainnya.
Kategori kedua, sasaran divestasi, melibatkan tekanan pada pemerintah, institusi, dan lembaga investasi untuk menarik investasi mereka (divestasi) dari perusahaan yang terbukti mendukung pendudukan Israel terhadap Palestina.
Contoh perusahaan yang menjadi sasaran divestasi termasuk HD Hyundai, Volvo, Barclays, Chevron, CAF, dan lain-lain.
Baca Juga: Pantas Viral di TikTok, Ternyata Ada Fenomena Ini di Langit Tanggal 21 Desember 2023
Sasaran ketiga, tekanan (non-boikot) targets, mengajak dukungan pada produk atau layanan untuk mengakhiri kerjasamanya secara langsung dengan Israel.
Beberapa perusahaan yang menjadi korban Gerakan tekanan (non-boikot) targets termasuk Google, Amazon, Airbnb, Expedia, dan Disney.
Terakhir, sasaran boikot organik.
Meskipun BDS Movement sebenarnya tidak menargetkan perusahaan tertentu untuk di-boikot, namun jika perusahaan tersebut terlibat dalam mendukung Israel dengan memberikan donasi dalam bentuk barang dan jasa kepada militer Israel, masyarakat di beberapa negara secara kompak memberlakukan sanksi dengan memboikot produk-produk perusahaan tersebut.
Contoh sasaran boikot pada kategori keempat ini mencakup McDonald's, Burger King, Pizza Hut, Papa John's, dan lainnya.
(*)