Nur Hidayu merasakan betapa beratnya kehilangan ibunya, seseorang yang ia sapa setiap pagi.
"Tangan yang aku sapa di pagi hari, aku tak menyangka itu adalah sapaan terakhir. Aku tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata apa yang aku rasakan saat memegang tangan dingin itu," curhatnya.
Menurut wanita asal Tanjong Minyak, Melaka ini, sambal ayam terakhir yang ibunya masak untuk sarapan tidak tersentuh dan masih disimpan di dalam freezer.
"Semua orang kehilangan nafsu makan hari itu, jadi saya menyimpan sambal ayamnya di freezer. Saya bahkan tidak mengganti piring dan sendok karena itu adalah masakan terakhir ibu. Biar saya simpan sampai piringnya pecah," kata Nur Hidayu.
Anak sulung dari dua bersaudara ini mengungkapkan bahwa ia membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit dari kesedihan karena ia sangat dekat dengan orangtuanya.
"Alhamdulillah saya beruntung bisa sekolah dan belajar di Melaka. Saya memang berniat tinggal bersama mereka," ujarnya.
Seminggu sebelum ibunya meninggal dunia, Julia bahkan memberikan pesan terakhir kepada Nur Hidayu.
"Ingat satu minggu sebelum ia meninggal, ibu menyuruhku untuk menikah agar ada yang bisa menjagaku karena dia semakin tua. Bisa dikatakan dia memesan makanan yang sama setiap hari," paparnya.
Ternyata, pesan itu menjadi pesan terakhir yang ditinggalkan oleh ibunya sebelum pergi selamanya.
Baca Juga: Lirik Lagu Mendua - Astrid yang Viral di TikTok Meski Rilis 13 Tahun Silam: Kau Putuskan tuk Mendua
"Ternyata benar dia pergi. Sampai saat ini, saya berjuang untuk sembuh karena setiap sudut rumah ini mengingatkan saya padanya," kata Nur Hidayu yang menikah dua tahun lalu.