Perlu dipahami juga, salat tarawih ini digelar karena jemaah salat berasal dari kalangan penghafal Al Quran atau hafiz.
Mereka menggelar salat tarawih sekaligus murojaah atau mengulang hafalan Al Quran.
Sejumlah netizen mengaku alumni dari Pondok Pesantren Al Fatah di Temboro tersebut mengungkap fakta lainnya.
Disebutkan bahwa santri atau jemaah yang ada ponpes bisa memilih berapa jumlah juz yang dibaca dalam salat tarawih.
Jumlah juz yang dibaca dalam salat tergantung dengan jumlah hafalan jemaah.
Dengan demikian, dalam salat tarawih tersebut tidak ada paksaan.
“jadi itu dalam satu pondok jamaahnya dibagi2 jadi beberapa bagian,ada yang versi biasa,ada yang versi 5 juz,ada yang 10 juz,ada yang 15 juz,” tulis seorang netizen.
“ada yang 20 juz,ada yang 25,dan ada yang 30.Itu bebas milih kak,dan rata2 santri disana tarawihnya versi biasa aja,kalau santri Tahfiz nya…”
“biasa mereka solat tarawihnya di kondisikan sesuai hafalan mereka,tidak ada unsur paksaan dlm solatnya ya kak.”
Disebutkan fakta salat tarawih terlama biasanya digelar pada ustaz, kyai dan hafiz Al Quran yang sudah memadai hafalannya.
“Dan yang versi 25 sama 30 juz yang ikut tuh ustad2 senior,kyai, hafidz Qur'an.Jadi yang ikut tuh orang pro semua,” tambahnya.