GridPop.ID - Kelakuan bejat seorang ayah di Banten baru-baru ini sukses membuat emosi.
Bagaimana tidak? seorang ayah yang seharusnya menjaga anaknya justru melakukan tindakan bejat.
Ya, dirinya tega menghamili putrinya sendiri hingga melahirkan seorang bayi.
Melansir dari laman tribuntrends.com, seorang ayah berinisial AP di Kecamatan Cikuesal, Kabupaten Serang, Banten, dia nekat memperkosa anak kandungnya yang masih berusia 14 tahun hingga melahirkan.
AP bahkan sempat menemani persalinan anaknya di dalam kamar rumahnya pada Selasa (16/4/2024) siang.
Saat korban melahirkan, AP menutup pintu dan mematikan lampu kamar.
Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP tersebut, melahirkan sendiri tanpa bantuan siapapun, hanya ditemani sang ayah.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Kabupaten Serang, Kuratu Akyun mengatakan, kasus kekerasan seksual yang dilakukan ayah kepada anak kandungannya itu terungkap usai proses persalinan.
"Pada saat melahirkan, lampu kamar dimatikan dan kamar pun ditutup, kemudian pada saat bayi keluar korban teriak," kata Kuratu Akyun kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (17/4/2024).
Teriakan korban itu membuat kakak korban yang ada di rumah langsung datang ke kamar untuk mengecek apa yang terjadi.
"Setelah sampai di kamar, kakak korban teriak kaget karena melhat ada bayi yang lahir," ujar Kuratu.
Melihat ada bayi baru lahir, pihak keluarga langsung menghubungi bidan untuk memeriksa keadaan korban dan bayi berjenis perempuan itu.
Kuratu menyebut, sang bidan lantas meminta AP membeli susu bayi.
Namun bukannya membelikan susu, sang ayah malah kabur.
"Korban ditanya oleh keluarganya siapa yang menghamili dan menjawab ayahnya," kata dia.
Jawaban itu pun membuat kaget pihak keluarga dan masyarakat.
Saat ini, Komnas PA bersama Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBPPPA) dan UPT PPA fokus pada penanganan dan pendampingan anak.
"Tim sudah bergerak untuk berkoordinasi, kami melakukan penanganan kepada ibunya yang masih anak dan anaknya. Kami fokus kepada bayinya, kan harus diobservasi juga," jelas dia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang, AKP Andy Kurniady Eka Setyabudi mengatakan, kasus tersebut masih diselidiki.
Saat ini, korban dan bayinya sudah mendapat perawatan di Puskemas Cikeusal.
"Untuk sementara keterangan korban serperti itu (pelaku ayahnya).
Tapi masih kita dalami karena korban belum bisa kita periksa karena masih dalam perawatan," kata Andy dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp.
Baca Juga: Ayah Tiri di Magetan 4 Kali Setubuhi Anak hingga Hamil, Pengakuannya ke Polisi Bikin Geram
Mengapa Kejahatan Seksual Anak Terjadi di Lingkungan Terdekat?
Seorang pakar psikolog forensik di Yogyakarta Kombes Pol Arif Nurcahyo, menjelaskan, kasus pencabulan yang dilakukan orang "dekat" korban menunjukkan bahwa kejahatan seksual itu ibarat fenomena gunung es.
"Pemerkosaan adalah relasi kuasa yang tidak seimbang berupa serangan dan pemaksaan seksual secara sepihak, sehingga orang lain menjadi obyek pemuas," kata Kombes Yoyok, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com, Senin (22/5/2022).
Menurut Yoyok, ada banyak faktor pemicu terjadi kasus pemerkosaan.
Namun, pada dasarnya, tindakan itu muncul karena ada dorongan (impuls) dari dalam yang biasanya bersifat spontan.
"Faktor penyebab terjadinya perkosaan tidak tunggal sebab impuls (dorongan) sifatnya dari dalam bisa bersifat spontan atau dipicu faktor luar dan situasi sesaat yang membuat terangsang dan tidak bisa mengendalikan dorongan/libidonya," katanya.
Dalam kasus pelaku orang-orang di lingkungan terdekat dari korban, menurut Yoyok, ada prakondisi tertentu dan spesifik sebelum ada tindakan perkosaan itu.
Situasi itu terkait relasi kuasa identik dan dominasi antara pelaku dan korban.
"Artinya orang dengan status lebih kuat/tinggi boleh melakukan apa saja terhadap orang lain. Hal ini biasa terjadi pada masyarakat tradisional, wawasan terbatas dan rendah literasi," katanya.
Selain itu, faktor lain yang mendukung munculnya tindakan perkosaan adalah pilihan profil dan selera seksual pelaku yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman traumatis atau pengalaman seksual yang pernah dialami sebelumnya.
"Artinya pengaruh pengalaman personal, kondisi biopsikologis dan perlakuan sosial cukup andil dalam dinamika terjadinya kejahatan seksual khususnya perkosaan," kata pria yang juga Staf Khusus Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Bidang Keamanan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan itu. GridPop.ID (*)