GridPop.ID - Kasus pengeroyokan yang melibatkan remaja masih sering terjadi di wilayah Indonesia.
Mirisnya, bukan hanya menimbulkan luka fisik dan batin, pengeroyokan juga mengorbankan jiwa seseorang.
Seperti baru-baru ini, pengeroyokan antar remaja terjadi di Blora, Jawa Tengah.
Melansir dari Kompas.com, AJ (15), anak putus SMP asal Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengaku menyaksikan secara langsung aksi penganiyaan yang menimpa temannya DT (16) hingga berujung tewas.
DT, bocah putus sekolah, warga Kecamatan Jepon, Blora itu tewas setelah dihajar bertubi-tubi oleh beberapa orang di wilayah Kecamatan Randublatung, Blora, pada Selasa (9/7/2019) dini hari.
Dari keterangan AJ, para pengeksekusi DT ini tergolong sadis.
Usai mengetahui DT telah tak bernapas lagi, tanpa menyesal mereka dnegan santainya lantas bersantap nasi bungkus di samping jenazah DT.
Sebelumnya, AJ dan Dt yang hendak menonton pertandingan sepakbola di Sleman, Yogyakarta itu mampir ke wilayah Kecamatan Randublatung karena dipanggil oleh seorang teman mereka, Senin (8/7/2019).
Saat itu, AJ dan DT berboncengan mengendarai motor matic milik Aj.
Perkembangannya, mereka pesta miras di wilayah Kecamatan Randublatung hingga petaka itu pun datang.
"Kami disuruh teman ke sana, katanya mau ditato. Tapi sampai sana tintanya habis. Sampai akhirnya diajak mabuk. Pesta miras berpindah-pindah dan terakhir pindah ke sawah saat dini hari," terang AJ saat dimintai keterangan, Sabtu (15/7/2019).
"Setelah teler, DT dihajar beberapa orang itu hingga tewas di sawah. Lama sekali proses menghajarnya. Saya hanya dengan teriakan minta ampun. Saat itu saya disuruh ikut mukuli tapi tak mau. Karena ketakutan, muka kututupi pakai kaos," imbuhnya.
Baca Juga: Hacker Ambil Alih Akun Medsos Pelaku Pengeroyokan Audrey, Minta Pelaku Dihukum Berat
Menjelang pagi, mereka kemudian berpindah tempat supaya tidak mencurigakan.
Jasad DT diapit mengendarai motor oleh dua orang pengeroyokan dan yang lain mengikuti.
Jasad DT kemudian diletakkan di kursi sebuah warung kosong.
"Kemudian ada yang beli nasi bungkus. Setelah nasi datang, saya juga disuruh makan. Jadi kami makan di samping jasad DT. Selanjutnya jasad DT diapit oleh dua orang menuju hutan mengendarai motor saya," kata AJ.
"Setelah itu, saya diajak ke rumah salah satu pengeroyok DT. Di sana mereka mengobrol. Saya sempat tiduran, kemudian saya pulang ke Blora. Saya baru pertama kali main ke sana dan hanya ada dua orang yang ku kenal," ungkapnya.
Selanjutnya, Aj diamankan ke Mapolres Blora untuk dimitai keterangan lebih lanjut.
Hingga saat ini, tim Satreskrim Polres Blora masih berupaya intensif mendalami kasus tewasnya DT.
"Kasus ini masih dalam lidik kepolisian. Anggota kami masih di lapangan," kata Kapolres Blora, AKBP Antonius Anang saat dihubungi melalui ponsel, Minggu (14/7/2019).
Untuk diketahui, masyarakat digegerkan dengan penemuan mayat terbungkus karung putih di kawasan hujan hati di petak 113 RPH Jati Kusumo, KPH Randublatung, Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung, Kabupetan Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019) malam.
Dari hasil pemeriksaan tim Satreskrim Polres Blora, jasad pria yang belum diketahui identitasnya tersebut diduga korban pembunuhan.
Jasad tersebut kali pertama ditemukan oleh Rajiman alias Gowang, warga Dusun Loji Ijo, Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung.
Saksi yang hendak pulang usai menggembala beberapa ekor sapi itu penasaran melihat sebuah karung yang mengeluarkan bau busuk.
Terkejut lantaran setelah dihampiri terlihat ada kaki manusia dalam karung, Gowang pun lantas pulang mengandangkan sapi dan memberi tahu warga.
Dalam perkembangannya, kepolisian berhasil mengungkap identitas mayat terbungkus karung tersebut.
Korban merupakan anak putus sekolah berumur 16 tahun berinisial DT.
Korban merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, putra pasangan Sarju (51) dan Sulasmi (50), asal Kecamatan Jepon, Blora.
"Jenazah korban sudah dimakamkan," kata Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo saat dihubungi melalui ponsel, Sabtu (13/7/2019).
Dijelaskannya, DT diduga tewas akibat dibunuh lantaran dari hasil pemeriksaan ditemukan luka cekikan di lehar dan luka di kaki.
Jasad DT selanjutnya dibungkus karung hingga dibuang di kawasan hutan untuk menghilangkan jejak.
"Identitas semula sulit diketahui karena sidik jari tak muncul di database e-EKP. Ternyata masih anak-anak dan belum punya KTP. Ini berkat informasi dan pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya.
Sebelumnya, pengeroyokan remaja juga terjadi di daerah Surabaya.
Melansir dari Surya.co.id, hal itu diketahui dari sebuah video viral yang memperlihatkan pengeroyakan antar remaja perempuan.
Diketahui, pengeroyakan tersebut melibatkan anak kelas V SD dan siswi SMA di Surabaya.
Mereka terlibat penganiayaan kepada seorang anak perempuan lainnya di tengah jalan perumahan Dharmahusada Indah Barat VIII Surabaya.
"Masih sekolah, iya ada yang teman sekelas ada yang SMA. Ada yang kelas V SD sampai SMA," kata Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni, Jumat (5/6/2019).
Baca Juga: Artis Ini Rela Jadi Bintang Porno Untuk Biaya Makan 8 Anaknya Usai Jalani Proses Bayi Tabung
Ruth mengatakan sembilan anak yang terlibat penganiayaan tersebut akan dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi, Senin depan (8/7/2019).
Ruth mengatakan telah mengambil visum korban dan akan menyidiki kasus tersebut sembari memanggil sembilan anak-anak.
"Yang melapor orangtuanya. Visum sudah, luka tidak terlalu parah. Senin mendatang kami panggil sembilan anak sebagai saksi," sambungnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar