GridPop.ID - Rangkaian ibadah Haji 2019 ini rupanya banyak cerita-cerita unik untuk digali.
Latar belakang calon jemaah haji bisa berangkat ke Tanah Suci pun membawa rasa haru dan bangga.
Terlebih cerita dari dua wanita di Jawa Timur ini yang menjadi jemaah haji tertua dan termuda di Jawa Timur.
Melansir dari Tribunnews.com, jemaah haji tertua di Jawa Timur, asal Magetan, Sukinah tiba bersama kloter 1 Surabaya di Mekkah, Senin (15/7/2019) malam.
Dibantu petugas dengan menaiki kursi roda, nenek berusia 93 tahun ini turun dari bus memasuki pelataran Hotel Al Okhs disambut shawalat Nabi dan taburan bunga.
Sukinah nampak semringah dan dalam kondisi segar bugar meski telah menempuh perjalanan dengan bus dari Madinah selama sekitar 4 jam.
Sukinah mengaku sehat meski harus duduk di kursi roda agar fisiknya tetap prima.
Padahal, ia telah menempuh perjalanan panjang dari Madinah untuk kemudian melanjutkan ibadah di Mekkah.
"Doa saya nyuwun ke Allah supaya kuat dan sehat. Anak 9 saya sudah haji semua. Saya agak telat karena ngurusi anak," katanya.
Sukinah mengaku selama di Madinah minta ke Allah diberi sehat panjang umur, masih kuat mengasuh 9 anak dan ketika dewasa anaknya menjadi mulia.
"Kalau tiap hari zikir terus. Dulu 30 ribu, sekarang tinggal 15 ribu. Karena badan kurang kuat," katanya.
Suami Sukinah bernama Joyo Juri sudah meninggal dunia pada 1979.
Baca Juga: Pengemis Ini Tiap Hari Diantar Jemput Supir dan Sudah Naik Haji Bersama Istri
Sukinah didampingi oleh anak ketiganya, Sunarti (67) dan menjawab pertanyaan siapapun yang bertanya kepadanya dnegan baik.
Anak Sukinah, Sunarti, menjelaskan bahwa tidak ada masalah dengan kesehatan ibunya yang telah mendaftarkan haji sejak 2011.
"Ibu sehat selama di Madinah hanya darah tinggi, Ibu tidak sampai Arbain. Banyak di hotel saja karena fisiknya. Alhamdulilah sehat selalu. Beberapa kali salat di masjid Nabawi. Selama di Madinah sehat sekali," kata Sunarti.
Sunarti menjelaskan sebelum berangkat ibunya biasa saja.
"Ibu suka tirakat. Puasa wajib juga penuh dan Senin-Kamis. kegiatan ibu hanya rumah tangga," jelasnya.
Berbeda dengan Sukinah, ada pula remaja dari Jawa Timur yang menjadi jemaah haji paling muda.
Melansir dari Kompas.com, adalah Azka Khoirunnisa, remaja berusia 18 tahun merasa bangga dan bersyukur bisa naik haji di usia muda.
Baca Juga: Diduga Pernah Dekati Syahrini, Intip Rumah Haji Isam Seluas 20 Hektar dan Ada Bioskop Pribadi!
"Saya senang banget dan bersyukur. Soalnya orang kan itu menunggu 20 sampai 25 tahun. Jadi saya kalau masih punya kesempatan lagi masih bisa daftar lagi, umurnya kan masih ada," kata Azka yang genap berusia 18 pada 12 Juli lalu, Kamis (11/7/2019).
Azka yang baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Malang, Jawa Timur, itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16 bersama jemaah haji dari Kota Malang.
Gadis asal Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur, ini menceritakan, ia didaftarkan haji oleh orangtuanya pada 2008.
"Saya bersyukur banget bisa didaftarkan pas umur masih kecil, terus sekarang bisa haji. Benar-benar harus bersyukur," ujar dia.
Azka yang berangkat ke Tanah Suci bersama sang Ibu, Uswatun Hasanah, akan memanjatkan doa untuk dirinya, orangtua, teman-temannya, dan Rasulullah.
Azka pun mengaku tidak ingin menyombongkan diri dengan keuntungannya ini.
Selain itu, Azka juga hanya mempersiapkan fisik dan niat agar bisa beribadah dengan tenang di tanah suci.
"Sebelum berangkat haji disuruh sering-sering jalan dua sampai tiga kilo. Soalnya tawaf dan Sa'i ini kan bolak-balik," tuturnya.
Uswatun Hasanah mengatakan, Azka seharusnya bisa melaksanakan haji tahun lalu.
Namun, karena aturan minimal usia harus 18 tahun, Azka baru bisa melaksanakannya tahun ini.
Dua saudara Azka sudah sudah lebih dulu melaksanakan haji tahun lalu.
"Tahun lalu Azka sempat menangis karena tidak bisa berangkat haji bareng keluarga," ujar Uswatun.
"Saya berharap Azka sholehah, cita-citanya terkabul. Saya hanya bisa mendoakan dan mendukung, sesuai cita-cita yang diinginkan," ujarnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar