"Bu Heri yang mengatur semua, mulai mengasih uang belanja, sampai minta atur pernikahan. Juga diberitahu tanggal pernikahan," ujar Memet yang mengaku diberi uang sekitar 1 juta rupiah untuk memasak tumpeng.
Berhubung dirinya tak memiliki kenalan penghulu, Memet kemudian meminta tolong tetangganya untuk dicarikan penghulu.
Akhirnya didapat penghulu bernama Kamil, ia tak tahu berapa pembayaran ke penghulunya karena uang diberikan sendiri oleh eyang Subur.
"Saya tidak tahu nominal pembayarannya. Dia diamplopin sendiri oleh Eyang," tandasnya.
Saat pernikahan Subur-Ani dilaksanakan bakda ashar, dirinya ikut menyaksikan prosesi pernikahan.
"Mereka datang tidak lama sebelum akad dimulai. Dan, prosesinya sekitar 2 hingga 3 jam saja. Setelah nikah, kami baca doa dan makan tumpeng. Lalu rombongan eyang Subur, Ibu Ani, Ibu Nita dan Septian, langsung pergi," ujar Memet.
Saat pernikahan dilaksanakan, Memet mengaku tidak tahu menahu usia Ani saat itu, apalagi soal usianya yang masih di bawah umur.
"Tapi saya sendiri sudah kenal dengan beliau sejak 1987 waktu beliau masih jadi penjahit. Kebetulan saya pernah menjahitkan jas ke beliau waktu itu," ujarnya menampik jika dirinya dianggap salah satu murid Eyang Subur.
"Saya bukan murid atau pengikut. Dia saya anggap sebagai orangtua saja," tandasnya.
Masih menurut Memet, dirinya tak merasa ada paksaan ketika menjadi tuan rumah pernikahan Eyang Subur, dan soal dari mana keinginan pernikahan Eyang Subur dan Ani bersumber, Memet membantah jika hal tersebut karena bisikan gaib.(*)
Source | : | Nova |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Komentar