Sebelum meninggal, Siti sempat menitipkan pesan kepada ayahnya sehari sebelumnya, dan tak disangka pesan tersebut merupakan percakapan terakhirnya dengan sang ayah.
Dikutip via Surya Malang, kala itu ayah Siti memintanya untuk berteduh sejenak di rumahnya lantaran tengah hujan.
Namun, pesan tersebut tak diindahkan oleh Siti.
Ia memilih untuk tetap pulang ke rumah karena kondisi baju yang sudah basah kuyup.
"Saya bilang mampir dulu berteduh ke rumah, ia bilang tanggung baju sudah basah," kata Misbah (41), ayah Siti.
Misbah menduga anaknya tersebut baru sampai ke rumahnya di Kampung Cirawa yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahnya saat longsor menerjang dan menimbun anaknya.
Misbah menceritakan, sehari sebelumnya, Siti sempat berujar ingin mandiri berusaha dan memiliki peternakan sendiri.
"Kami sempat kumpul makan bersama, ia lalu berujar ingin punya modal untuk membuat usaha peternakan ayam dan tak bekerja pada orang lain," kata Misbah sambil terisak.
Misbah mengatakan, anaknya memilih menempati rumah di Kampung Cirawa karena sudah kosong lumayan lama.
Anak ke satu dari empat bersaudara tersebut akhirnya memilih tinggal terpisah dengan dirinya.
Jenazah Siti dan Hendir pun lantas dimakamkan secara berdampingan. (*)
Source | : | Surya Malang,Tribun Jabar |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar