GridPop.ID - Buntut kasus yang menimpa Garuda Indonesia membuat banyak kebobrokan yang selam ini tersimpan rapat bisa muncul ke permukaan.
Bukan rahasia lagi bila banyak karyawan Garuda yang merasa bersyukur saat mengetahui direktur utama mereka, Ari Askhara dicopot paksa oleh menteri Erick Thohir.
Bahkan, salah satu pramugari Garuda blak-blakan menceritakan pengalaman kerjanya yang tak manusiawi, bahkan sampai dirawat dirumah sakit.
Pramugari Garuda Indonesia membongkar kebijakan Ari Askhara yang membuat karyawan keberatan.
Jam kerja yang tak wajar membuat mereka bersyukur tahu Ari Askhara tak lagi menjabat.
Terkuaknya kasus penyelundupan yang menyeret nama Direktur Utama nonaktif PT Garuda Indonesia, Ari Askhara, berbuntut panjang.
Ari Askhara sendiri kini telah dicopot dari jabatan yang baru satu tahunan diembannya.
Seperti yang ramai diberitakan, mantan dirut Garuda Indonesia ini dicopot dari jabatan lantaran terlibat dugaan penyelundupan barang.
Ari Askhara diduga terlibat penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda mewah Brompton.
Menteri BUMN, Erick Thohir, langsung mengambil tindakan dengan memecat Ari Askhara.
Dicopotnya Ari Askhara dari jabatan dirut ini disambut gembira para awak kabin Garuda Indonesia.
Mereka ramai-ramai membongkar kebijakan Ari Askhara yang dinilai tak wajar.
Salah satu pramugari bahkan mengungkap jam kerja yang cukup 'menyiksa'.
Pramugari Garuda Indonesia mengeluhkan soal jam kerja di era kepemimpinan mantan direktur utama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.
Hersanti, salah satu pramugari Garuda Indonesia mengaku pernah bekerja selama 18 jam sehari.
Kejadian itu terjadi saat dirinya melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.
“Saya kemarin baru terbang PP (pulang-pergi) Jakarta-Melbourne. 18 jam saya harus bekerja buka mata dan lain-lain,” ujar Hersanti di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Perempuan yang telah bekerja selama 30 tahun itu menambahkan, aturan tersebut baru berlaku sejak Agustus 2019 lalu.
Aturan pramugari tak diberi fasilitas penginapan saat melayani penerbangan ke Australia baru berlaku di era Ari Askhara.
“Kami manusia, bukan robot, sebaiknya kami dilakukan seperti manusia, harus tidur,” kata Hersanti.
Sementara itu, awak kabin Garuda lainnya, Jacqueline Tuwanakotta menambahkan, kebijakan tersebut berdampak buruk bagi kesehatan para pramugari.
“Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” ujar dia.
Hari ini, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mendatangi Kantor Kementerian BUMN untuk mengadukan “dosa-dosa” Ari Askhara selama memimpin maskapai pelat merah tersebut.
Jacqueline selaku Sekretaris IKAGI mengatakan, para awak kabin Garuda bahagia setelah mendengar Ari Akshara dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
“Saat ini karyawan sudah merasa senang ketika yang terjadi Ari Askhara diturunkan, dicopot, banyak karyawan yang bersyukur, bahagia, karena selama beliau memimpin banyak sekali kerusakan di PT Garuda Indonesia,” ujar Jacqueline di Kementerian BUMN, Jakarta.
Jacqueline menjelaskan, di masa kepemimpinan Ari, awak kabin Garuda merasa bekerja dalam tekanan.
Sebab, jika melakukan kesalahan sedikit saja, manajemen Garuda langsung memindah tugaskan para awak kabin tersebut.
“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia.(*)
Source | : | Tribun Newsmaker |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar